View Full Version
Senin, 25 Jan 2010

Masjid Tradisional Akan Punah di Eropa

Eropa (voa-islam.com): Arsitektur masjid baru berkembang di Eropa, berbeda dengan yang terjadi di dunia islam, kata historikus Christian Welzbacher dalam bukunya Arsitektur Islam Eropa. Ia menyatakan bahwa islam di Eropa sedang berkembang.

Secara perlahan masjid berkembang menjadi sebuah pemandangan yang mencolok di Eropa. Kendati masjid tradisional yang dilengkapi dengan kubah dan menara tidak diterima di Eropa. Di Swiss contohnya, sebagian besar masyarakat menolak pembangunan menara masjid . Menurut historikus Jerman, Christian Welzbacher, masjid tradisional Islam akan punah. Pemuda muslim Eropa lebih memilih masjid modern yang cocok dengan lingkungan budaya Eropa.

Tidak saja desain masjid yang diperdebatkan, namun juga fungsinya. Masjid saat ini tidak saja sebagai tempat untuk beribadah tetapi juga sebagai pusat budaya atau apa yang dinamakan Kullyë

- Seorang muslim akan berkata: Hanya ada satu Islam. Namun menurut anda Islam Eropa sedang berkembang?

Inti dari Islam itu tetap. Namun jika anda mendalami sejarah, maka akan anda temukan bahwa budaya Islam itu terus berubah dan bercampur dengan kebudayaan setempat. Hal yang sama sedang berlangsung di Eropa. Desain mesjid baru sedang berkembang di Eropa, di mana masyarakatnya tidak begitu dekat dengan budaya itu.

-Apa yang salah dengan mesjid tradisional. Dengan kubah dan menaranya?

Masjid tradisional adalah peninggalan sejarah Islam. Bangunan itu sudah ketinggalan jaman. Masjid tersebut mengacu pada tradisi budaya lama yang non eropa dan hanya berhubungan dengan sejarah masa lalu.

Muslim Eropa yang memilih masjid tradisional kebanyakan generasi tua. Mereka memilih itu sebagai ungkapan perasaan nostalgia, perasaan rindu kepada tanah asal. Namun generasi muda muslim memiliki identitas Eropa. Mereka dibesarkan di Eropa. Kaum muda muslim Eropa mencari bentuk identitas Islam baru di Eropa. Mereka akan mengatakan kepada anda bahwa Al Quran tidak mencantumkan soal desain  masjid. Jadi pada dasarnya anda dapat menggunakan kreativitas anda untuk mendesain sebuah masjid.

-Jadi anda ingin mengatakan bahwa, tidak semua muslim menginginkan menara di masjid mereka?

Ada beberapa diksusi mengenai pentingnya sebuah menara. Di antaranya mengatakan bahwa menara adalah esensi sebuah masjid dan itu termasuk dalam ciri sebuah masjid. Namun yang lain mengatakan bahwa menara hanya untuk alasan praktis saja. Di jaman dulu para muazin memanjat menara untuk menyerukan umatnya agar bersembahyang. Namun di Eropa, hal itu tidak diizinkan. Bahkan dengan bentuk modern seperti pengeras suara. Jadi menara tidak ada kegunaannya lagi. Kami harus berfikir apa yang dapat mencirikan masjid kecuali menara. Bagaimana masjid menjadi bangunan modern sekaligus mencirikan tempat suci dan sebagai gedung Islam.

Tidak saja desain masjid yang diperdebatkan, namun juga fungsinya. Mesjid saat ini tidak saja sebagai tempat untuk beribadah tetapi juga sebagai pusat budaya atau apa yang dinamakan Kullyë. Dapat anda temukan masjid yang merupakan multi fungsi dilengkapi dengan perpustakaan, kelas belajar, dan café sebagai tempat kumpul-kumpul.

-Historikus Belanda, Eric Roose mengatakan orang-orang yang memutuskan desain masjid di Belanda tidak memperdulikan hal-hal yang bersifat integrasi di masyarakat Belanda. Apa yang ingin mereka sampaikan dalam desain mereka adalah sesuatu apa yang memang menjadi milik Islam.

Saya rasa pendapat Eric Roose sebagian benar, karena pembangunan masjid di Eropa sangat bergantung pada pihak lain. Seringkali, pihak luar turut campur tangan dalam menyediakan dana dan menuntut desain sesuai dengan keinginan mereka. Jika komunitas Turki di Eropa ingin membangun masjid misalnya, mereka meminta kementrian agama Turki Dinayet untuk menyediakan dana. Dan asal anda tau, pemerintah Turki sekarang sangat konservatif. Mereka meminta agar pembangunan masjid itu dibangun dengan gaya kekaisaran Ottoman.

[rnw]


latestnews

View Full Version