View Full Version
Rabu, 27 Jan 2010

Konflik Kristen-Islam di Malaysia: Jamaah Shalat Subuh Dilempari Bangkai Kepala Babi

KUALA LUMPUR (voa-islam.com) – Perseteruan bernuansa SARA antara Kristen dan Islam kembali memanas di Malaysia, setelah merebaknya kontoversi kata "Allah" bagi umat Kristen. Menyusul perusakan dan upaya pembakaran beberapa mushalla di Johor, Kamis (21/1/2010), kini jamaah shalat subuh di sejumlah masjid dilempari kepala babi hutan.

Dua masjid yang menjadi korban pelemparan bangkai binatang haram itu adalah Masjid Imam At-Tirmizi di Sri Sentosa dan Masjid Jumhuriah di Taman Datuk Harun, Pelating Jaya. Pelemparan kepala babi dilakukan oleh kelompok tidak bertanggung jawab sekitar pukul 5:30 pagi, saat jemaah sedang melakukan shalat Subuh, waktu setempat.

Kepala babi hutan yang dilempar ke arah masjid tersebut dibungkus plastik putih dengan uang tunai sebesar RM35. Insiden yang sama juga terjadi di Taman Datuk Harun. Pemerintah setempat meyakini keduanya dilakukan oleh pelaku yang sama.

Takmir masjid Imam Tirmizi, Zulkifli Mohamed mengatakan, kepala itu ditemukan oleh jamaah yang akan melaksanakan shalat Subuh. Pada awalnya ia mengira bahwa itu adalah bayi ditinggalkan.

...Dua masjid yang menjadi korban pelemparan bangkai binatang haram itu adalah Masjid Imam At-Tirmizi dan Masjid Jumhuriah. Pelemparan kepala babi dilakukan sekitar pukul 5:30 pagi, saat jemaah sedang melakukan shalat Subuh, waktu setempat...

"Saya terkejut dengan kejadian tersebut dan ini yang pertama kali terjadi pada sebuah Wilayah masjid. Saya mohon untuk orang-orang untuk tetap tenang dan tidak berspekulasi tapi menunggu polisi untuk menyelesaikan penyelidikan mereka,” jelasnya kepada The Malaysia Insider.

Kasus penodaan agama di Masjid Jumhuriyah mendapat sorotan dari anggota parlemen Petaling Jaya Selatan Hee Loy Sian, karena masjid itu terletak di daerah pemilihan dirinya. Ia   menilai kasus ini bukan kasus biasa, karena uang kertas pecahan 1 Ringgit yang bertebaran di kantong plastik yang berisi kepala babi hutan di masjid Jumhuriyah itu sangat sensitif. Menurutnya, lokasi masjid itu sangat sensitif karena Taman Datuk Harun berada dekat dengan Taman Medan yang terkenal karena bentrokan rasial yang terjadi pada tahun 2001.

"Saya harap isu ini tidak terkait dengan kontroversi kata "Allah" dan polisi bisa mengungkap orang-orang di balik perbuatan itu. Saya juga berharap umat Islam bisa bersabar, " kata anggota parlemen PKR kepada The Malaysia Insider setelah mengunjungi kompleks masjid.

Kepala babi hutan tersebut diduga sebagai usaha untuk meningkatkan kerusuhan antara Muslim dan non-Muslim karena babi dianggap najis dan haram dalam Islam. Otomatis pelemparan bangkai binatang haram di masjid adalah tindak penodaan agama.

...Kepala babi hutan tersebut diduga sebagai usaha untuk meningkatkan kerusuhan antara Muslim dan non-Muslim karena babi dianggap najis dan haram dalam Islam....

Sementara itu, Kepala Polisi Negara Malaysia, Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Musa Hassan yang melawat Masjid Imam At-Tirmizi, Selasa (27/1)  meminta rakyat supaya tenang dan tidak terpancing untuk melakukan keributan akibat peristiwa itu.

"Saya telah memerintahkan patroli ekstra dilakukan di tempat-tempat ibadah di seluruh negeri. Kami tidak akan berkompromi terhadap ulah oknum yang merusak perdamaian dan keamanan, dan akan berusaha semaksimal kemampuan kami untuk memastikan kejadian seperti ini tidak terulang lagi," katanya.
    
Musa juga memperingatkan kepada pihak yang mencoba melakukan provokasi untuk mengacaukan situasi di Malaysia untuk menghentikan aksinya.  [taz, aa]


latestnews

View Full Version