Zamboanga Sibuagay (Voa-Islam.com) - Dua orang siswa Madrasah Islam di Moro ditangkap secara sewenang-wenang oleh petugas intelijen dari Kepolisian Nasional Filipina (PNP) dan Group Penyelidik dan Deteksi Kriminal (CIDG) di Barangay Salip Yasin di Kabasalan, provinsi Zamboanga Sibugay 21 Februari 2010 sore.
Petugas Intelijen dan CIDG menaiki Toyota Revo biru nomor plat 283 dan KIA dengan nomor plat JBN 696 tiba-tiba menghentikan dua orang siswa yang diidentifikasi sebagai Sibing Ansar dan Abraham Ibnu yang sedang naik sepeda motor, kata laporan yang diperoleh situs luwaran.com.
Beberapa warga yang menyaksikan penangkapan yang dilakukan tanpa surat penahanan tersebut menambahkan, korban yang tidak bersalah datang dari pusat kota Kabasalan Ahad sore, kata laporan itu.
Keluarga korban segera melaporkan kejadian itu kepada polisi Kabasalan, dan kemarin menemukan anak-anak mereka, yakni Ansar dan Abraham, berusia 18 dan 20 tahun, ditahan di sel Grup Penyelidikan dan Deteksi Kriminal (CIDG) di Zamboanga City.
Kedua siswa itu dituduh terlibat dalam penculikan dan penahanan terhadap Pangilinan Benjamin, seorang mantan perwira militer, yang sebelumnya diduga diculik di Manicahan, Zamboanga City.
...para korban ditangkap secara ilegal. Kedua siswa tersebut tidak bersalah dan tidak terlibat dalam kriminalitas....
Namun Ansar dan Abraham membantah keterlibatan mereka dalam penculikan mantan orang militer tersebut, kata mereka dalam pesan teks oleh Barahama Ali, Anggota Komite Gencatan senjata MILF.
Ali mengatakan dia secara pribadi tahu para korban ditangkap secara ilegal dan bahkan menjamin bahwa kedua siswa tersebut tidak bersalah dan tidak terlibat dalam kriminalitas.
Pangilinan dilaporkan dilepas di Kabasalan, Zamboanga Sibugay, wilayah yang dibuat oleh penegak hukum sebagai basis mereka.
Ansar dan Abraham adalah penduduk di Mamagon Barangay Kabasalan, sebuah desa yang ditinggali di oleh 100% suku Moro.
Penduduk sipil dan unit MILF di Kabasalan dan di provinsi mencela bahwa pelepasan Pangilinan di Kabasalan dibuat hanya untuk membenarkan penangkapan dan operasi yang ditargetkan oleh pihak berwenang pemerintah di wilayah tersebut terhadap para personil MILF dan masyarakat sipil yang terkait dengan MILF.
Keluarga juga melaporkan kejadian tersebut kepada Komisi Hak Asasi Manusia (CHR) dan meminta intervensi bantuan untuk perlindungan dan keadilan yang sama.
..Saat ini warga sipil Moro di Sibugay dicekam ketakutan dan kekhawatiran menyusul penangkapan terhadap Ansar dan Abraham...
Saat ini warga sipil Moro di Sibugay dicekam ketakutan dan kekhawatiran menyusul penangkapan terhadap Ansar dan Abraham, yang mereka sebut merusak kepercayaan mereka terhadap proses perdamaian GRP- MILF yang sedang berlangsung.
Selain menimbulkan bahaya dan penyalahgunaan, hal ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia, dan juga melanggar Perjanjian Penghentian Permusuhan Umum atau kesepakatan Gencatan senjata GRP - MILF. [lwrn]