Cox Bazaar, Bangladesh (Voa-Islam.com) - Pihak berwenang Bangladesh meningkatkan penangkapan terhadap pengungsi Muslim Rohingya termasuk pengungsi dari kamp resmi dan kamp pengungsi darurat di sepanjang perbatasan, menurut seorang penduduk lokal dari Ukhiya.
Pada 23 Februari, lima pengungsi yang ditangkap oleh polisi pada 12 Februari dikirim ke penjara Cox Bazaar dari kantor polisi Ukhiya. Pada hari yang sama, delapan pengungsi lain, termasuk pengungsi resmi dan tidak resmi, yang ditangkap oleh polisi Uhkiya dikirim ke penjara Cox Bazaar pada tanggal 22 Februari, sekitar pukul 1 siang. Dari mereka yang ditahan, salah satu pengungsi bernama Md Rofique (40), berasal dari kamp darurat Kutupalong dipanggil ke kantor polisi sekitar 10 malam oleh Sub-inspektur (SI) Nurul Islam dari kantor polisi Ukhiya. Dia kemudian ditahan karena dicurigai mengirimkan berita dan foto-foto para pengungsi untuk kelompok media asing, kata seorang kerabat dari kamp yang menolak disebutkan namanya.
Pada tanggal 22 Februari, 15 pengungsi, termasuk tiga anak-anak dan perempuan ditangkap dari daerah Teknaf oleh Batalion ke-42 Bangladesh Rifles (BDR) Teknaf dan dikembalikan ke Burma melalui Shapuri Dip Bangladesh pada hari yang sama.
..Banyak diantara pengungsi di kamp-kamp darurat menghadapi kelaparan karena ditolak bekerja atau menerima bantuan. Anak-anak dari di sekitar kamp darurat mengemis makanan dari para pengungsi di kamp resmi Kutupalong..
Letnan Kolonel Mozamal Hossain, Komandan Batalyon ke-42 (BDR) Teknaf mengatakan bahwa mereka yang ditangkap berasal dari berbagai daerah di Teknaf dan dipulangkan secara paksa kembali ke Burma.
Lebih dari 28.000 pengungsi secara resmi terdaftar tinggal di dua kamp resmi, 17,000 Nayapara dan 11,000 di Kutupalong dan menerima bantuan kemanusiaan.
Sisanya tinggal dan tersebar di antara penduduk setempat atau di dekat kamp-kamp darurat resmi dengan tanpa sanitasi yang baik, air atau persediaan seperti makanan dan obat-obatan. Banyak diantara pengungsi di kamp-kamp darurat menghadapi kelaparan karena ditolak bekerja atau menerima bantuan. Anak-anak dari di sekitar kamp darurat mengemis makanan dari para pengungsi di kamp resmi Kutupalong. Situasi yang sudah mengerikan di kamp darurat telah menjadi lebih buruk dalam beberapa bulan terakhir ketika populasi penduduk telah bertambah. Pengungsi Muslim Rohingya pergi ke Bangladesh mencari perlindungan untuk menghindari gelombang kekerasan yang telah memaksa mereka keluar dari kota-kota dan desa mereka di Burma. Menurut para pengungsi dan kelompok-kelompok hak asasi manusia internasional, insiden pencurian, perkosaan dan serangan fisik juga kerap terjadi kepada para pengungsi Rohingya resmi.
..Para pengungsi sering disiksa oleh polisi dan BDR, bahkan juga oleh masyarakat lokal setempat..
Para pengungsi sering disiksa oleh polisi dan BDR, bahkan juga oleh masyarakat lokal setempat. Pemerintah Bangladesh menciptakan kepanikan di antara para pengungsi Muslim Rohingya untuk mengirim pesan ke Burma agar para orang-orang Rohingya lain tidak datang dan menetap di Bangladesh, menurut sumber-sumber.
Sebuah delegasi Uni Eropa untuk misi pencarian fakta di Bangladesh awal bulan ini mengeluarkan sebuah resolusi di Parlemen Eropa pada tanggal 11 Februari yang menyerukan Dhaka untuk mengakui Muslim Rohingya sebagai pengungsi dan untuk memperluas dukungan kemanusiaan.
Pemerintah Bangladesh khawatir bahwa jika orang-orang Muslim Rohingya diakui sebagai pengungsi di kamp Kutupalong, hal itu akan mendorong lebih banyak lagi pengungsi dari negara bagian Arakan Burma, untuk menyeberangi ke perbatasan Burma-Banglades, kata seorang pemimpin lokal dari Cox Bazaar.
Pengungsi lain dari kamp Nayapara berkata, "Ini tidak berbeda dari Burma. Kita berlindung di sini karena takut akan penganiayaan oleh otoritas Burma, tetapi nasib kami tetap tidak berubah disini. " (aa/kp)