Den Haag (voa-islam.com): Di bandara Schiphol Amsterdam - tempat keberangkatan pengebom Detroit (Umar Abdulmutallab) - semakin memperketat keamanan setelah seorang wartawan pada Selasa kemarin menyelundupkan botol berisi cairan menyengat ke pesawat yang menuju London dan Washington.
Keamanan di Schiphol telah diteliti sejak Umar Farouk Abdulmutallab, seorang mahasiswa asal Nigeria, yang terbang dari bandara ke Detroit pada Hari Natal dengan bahan peledak di celana dalamnya. Abdulmutallab diduga mencoba meledakkan bahan peledak di Amerika Serikat sebelum ketahuan.
Dalam sebuah operasi penyamaran yang disiarkan di televisi Ahad malam, wartawan mengisi kembali botol-botol yang dibeli di toko bebas bea, disegel kembali dan diselundupkan mereka kembali ke toko. Mereka lalu pergi melalui check-out counter lagi dengan botol yang sama, lalu botol itu mereka masukkan ke dalam kantong plastik tertutup dan tidak diperiksa lagi oleh staf keamanan.
Belanda Anti-teror National kata Koordinator staf keamanan akan segera mulai berpatroli di toko-toko bebas bea di bandara dan akan ada pemeriksaan lebih ketat pada tiap botol yang dibeli di sana. Beberapa toko yang menjual cairan bahkan akan dihentikan sama sekali.
Mirjam Snoerwang juru bicara wanita bandara Schiphol mengatakan Schiphol adalah satu-satunya bandara besar Eropa yang memiliki pemeriksaan keamanan di gerbang bagi penerbangan antarbenua dan perjalanan ke Britania, Irlandia dan negara-negara yang bukan bagian dari apa yang disebut zona batas Schengen 25 negara Uni Eropa serta Islandia, Norwegia dan Swiss.
Snoerwang mengatakan bandara tahu tentang kemungkinan lemahnya keamanan sebelum diekspos di televisi nasional.
"Kami menganggap itu - bersama-sama dengan menteri kehakiman - sebuah tingkat risiko yang dapat diterima," katanya. Tapi setelah acara "penyelundupan" yang disiarkan televisi "secara otomatis risiko tidak dapat diterima lagi jadi itulah sebabnya kita telah mengambil beberapa langkah-langkah ekstra."
Reporter yang memimpin upaya percobaan penyelundupan, Alberto Stegeman, mengatakan dia terkejut bahwa Schiphol tahu tentang risiko ini dan tidak bertindak sebelumnya.
"Jika saya bisa memikirkan hal ini, maka bisa jadi siapa saja," katanya dalam sebuah wawancara telepon. "Sangat mudah untuk memikirkan dan lebih mudah untuk dilaksanakan."
Cairan telah dianggap sebagai potensi ancaman keamanan karena seorang pembom sepatu, Richard Reid, pernah mencoba meledakkan bahan peledak cair yang disembunyikan dalam sepatunya pada tahun 2001.
Abdulmutallab telah didakwa di Amerika Serikat pada enam tuduhan, termasuk percobaan penggunaan senjata pemusnah massal dalam pesawat Northwest Airlines Penerbangan 253. Dia bisa menghadapi hukuman seumur hidup di penjara.
Setelah berselang insiden Abdulmutallab, bandara Schiphol memerintahkan penggunaan 60 scanner baru seluruh tubuh bagi penumpang yang terbang menuju Amerika Serikat. Mereka yang tidak lolos melalui scanner akan disuruh turun.
Reporter Stegeman terkenal dalam mengungkap cacat keamanan di Schiphol. Di masa lalu ia pernah mengajukan diri menyamar sebagai pekerja pemeliharaan bandara. Dia juga menyelundupkan bom palsu ke istana kerajaan di Den Haag.
Awal tahun ini, Stegeman didenda 1, 500 euro ($ 2.000) setelah menyuap seorang karyawan dari maskapai penerbangan Belanda KLM untuk memberikan identitasnya sehingga bisa dipalsukan, kata jaksa dalam sebuah pernyataan.
Dalam kasus lain, jaksa menolak permintaan dari KLM dan Schiphol untuk mendakwa Stegeman yang secara ilegal memasuki wilayah aman di bandara. Pada waktu itu, jaksa mengatakan nilai's investigatif jurnalisme Stegeman melebihi keseriusan kejahatan.
[AP]