MINDANAO (voa-islam.com): Sekitar 600 Muslim Filipina termasuk banyak anak-anak muda berkerudung (jilbab) Sabtu kemarin melakukan demonstrasi yang dipimpin oleh ulama Islam terhadap diskriminasi agama dan pencemaran Islam di Uni Eropa (UE), demo berlangsung di Desa Maharlika, Taguig City.
Ustadhz Aleem Guimba, sebagai penyelenggara utama aksi massa untuk menyerukan kesadaran dan memerangi gerakan anti-Islam dan anti-Muslim serta tindakan diskriminasi agama di Inggris, Swiss, Swedia, Perancis, Jerman, Perancis, Norwegia.
"Kebangkitan Islam murni harus dikerjakan untuk melawan diskriminasi dan pencemaran Islam," kata Guimba, dai yang sering khotbah di mushola Kedutaan Besar Indonesia di Makati City.
Guimba mengatakan ia adalah seorang dai dan anggota komunitas Dunia Islam Call Society Manila (WICS), kelompok kemanusiaan asal Libya yang juga mendahkwahkan Islam.
Hari Senin di Davao City dan Kota Marawi juga dilaksanakan demonstrasi serupa yang dipimpin oleh ustad Ahmad Nooh Darping dan Ustad Abdulmajeed Djamla.
Demo terakhir dilaksanakan hari Ahad diselenggarakan di Kota Cotabato, dipimpin Ustadhz Jaapar Ali. Seorang ulama Muslim di Jolo, Sulu, ustad Abdul Muhaimin Abubakar juga berharap seharusnya bertahap demonstrasi tersebut dilaksanakan selama seminggu berturut-turut.
Ribuan demonstran yang hadir di Mindanao mencela negara Swiss, Perancis dan Jerman karena negara itu melarang pembangunan menara masjid, pemuatan kartun yang mennghina Nabi Muhammad SAWdi Swedia dan Norwegia, pelarangan jilbab dan niqab atau burka.
[mb.com.ph]