ABU DHABI (voa-islam.com): Petugas pertolongan, Ahad (28/3), melakukan pencarian di satu danau di lereng bukit di Maroko untuk menemukan pemimpin badan dana terbesar di dunia, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), dua hari setelah pesawat yang membawanya jatuh ke danau itu.
Pesawat Sheikh Ahmed bin Zayed An-Nahayan, adik termuda penguasa Abu Dhabi, yang juga adalah Presiden Uni Emirat Arab (UAE), jatuh di bendungan yang berada 10 kilometer di sebelah selatan ibukota Maroko, Rabat, Jumat.
"Pencarian masih berlangsung, itulah semua yang dapat kami katakan kepada anda," kata Menteri Perhubungan Maroko Khalid Naciri.
Sheikh Ahmed berusia awal 40-an dan berada pada posisi ke-27 di daftar Forbes tahun lalu mengenai orang paling berpengaruh di dunia.
Jumlah kekayaannya diduga 500 sampai 700 miliar dolar AS, mulai dari saham Citigroup(C.N) sampai kepada saham di bandar udara Garwick, Inggris, hingga rumah tinggal di beberapa kota besar utama di dunia.
Sedikit perincian telah beredar mengenai kecelakaan tersebut selain pilot pesawat itu diselamatkan setelah pesawat tersebut jatuh di dekat Sidi Mohamed Ben Abdallah Dam.
Penduduk di daerah itu mengatakan Sheikh tersebut adalah pengunjung rutin dan keluarga kerajaan Abu Dhabi yang mempunyai tempat di bagian tinggi di dekat bendungan itu, yang airnya bertambah akibat curah hujan dan diperkirakan memiliki kedalaman sekitar 60 meter.
Puluh polisi, Ahad, menutup jalan menuju danau tersebut, yang berada di perbukitan hijau. Beberapa mobil Mercedez-Benz hitam dengan plat nomor diplomatik melewati blokade polisi di jalan menuju istana keluarga kerajaan itu. Kendaraan pemerintah Maroko mengikuti.
ADIA dipandang sebagai penanam modal terbesar yang dikelola negara, yang menyalurkan dana dari ekspor minyak keamiran itu ke dalam saham dan obligasi luar negeri dari markasnya di gedung pencakar langit di pantai kota pulau tersebut.
Pemimpin ADIA adalah Sheikh Khalifa Bin Zayed an-Nahayan, penguasa Abu Dhabi dan Presiden UAE.
[za/eb]