MAIDURI (voa-islam.com): Pengadilan Nigeria memerintahkan polisi untuk membayar 100 juta Naira (666.400 dolar) atas kerusakan yang menimpa kerabat pemimpin "militan" Islam yang terbunuh beberapa waktu lalu, kata para pejabat Rabu.
Fugu Baba Mohammed - ayah mertua Muhammad Yusuf, pemimpin Boko Haram yang tewas setelah diduga menyerah kepada polisi di Maiduguri pasca pemberontakan kelompok Islam itu pada Juli lalu di mana lebih dari 800 orang tewas.
Pemimpin Boko Haram tersebut dibunuh oleh polisi tak lama setelah penangkapannya, padahal bukti video menunjukkan ia baik-baik saja saat di kantor polisi. Dan beberapa waktu kemudian mayatnya ditemukan di pinggir jalan penuh dengan lubang peluru dengan tangan terborgol.
Pengadilan mengatakan para pejabat negara pengadilan tinggi di Maiduguri, ibukota Negara Borno timur laut, Selasa memerintahkan aparat kepolisian untuk memberi kompensasi keluarga Baba Fugu karena pembunuhan tersebut. Ratusan anggota Boko Haram juga dieksekusi tentara Nigeria di pinggir jalan, seperti yang disiarkan dalam video dari Al Jazeera TV.
"Selain dari ganti rugi 100 juta Naira, pengadilan juga memerintahkan polisi untuk menggali tubuh Fugu Baba Mohammed di mana pun dikuburkan dan menyerahkannya kepada keluarga untuk penguburan yang layak sesuai dengan ritual Islam," kata pejabat pengadilan Bukar Zanna kepada AFP.
Pengadilan juga memerintahkan polisi untuk menyatakan permintaan maaf didepan publik kepada keluarga, katanya.
Pengadilan ini dilangsungkan setelah putra tertua Baba Fugu, Babakura Fugu mengajukan perkara ini ke pengadilan terhadap polisi dan Presiden Umaru Musa Yar'Adua atas pembunuhan terhadap ayahnya yang berumur 72 tahun.
"Kami sangat senang dengan keputusan hakim dan kami yakin akan butuh waktu lama bagi kami untuk menenangkan rasa sakit keluarga sejak kematian ayah kami di tangan polisi," kata Babakura Fugu, yang seorang guru sekolah, AFP.
Polisi percaya Baba Fugu menyediakan Yusuf sebuah tanah untuk dibangun masjid yang menjadi markas Boko Haram yang melakukan perlawanan bersenjata.
"Ayah kami menikahkan salah seorang putrinya dengan Muhammad Yusuf dan memberikan tanahnya lama sebelum muncul Haram Boko ," tambah Fugu.
[za/afp]