Laporan langsung dari Victoria Park, Hong Kong
CUACA pagi itu sangat nyaman. Udaranya terasa hangat, tidak panas dan tidak pula dingin. Musim semi di Hong Kong memang memanjakan ribuan manusia di lapangan Victoria Park yang sedang mengisi liburan akhir pekan. Sudah menjadi rutinitas, di lapangan ini setiap hari Ahad, para buruh migran asal Indonesia (BMI), melepaskan penat setelah kerja keras selama enam hari. Victoria Park adalah tempat mangkal TKW Hong Kong mengisi liburan di Causeway Bay, Hong Kong.
Pagi itu, Victoria Park dipadati para buruh migran asal Indonesia –julukan lain nakerwan atau TKW– yang lalu lalang mengisi waktu liburan dengan berbagai hiburan. Ada yang berdandan ala artis Hollywood dan Bollywood tapi dengan wajah khas Indonesia. Ada juga yang berbusana muslimah yang rapi dengan hijab syar’i. Jam menunjukkan pukul 10.00 waktu Hong Kong, aneka kegiatan Nakerwan mewarnai suasana lapangan Victoria Park di pagi itu. Ada kelompok yang berkerumun hanya sekedar duduk-duduk, ada yang bermain gitar di bawah pohon dan beberapa aktivitas lain.
Di antara sekian banyak orang yang larut dalam aktivitas bersenang-senang, ada pemandangan yang sangat menarik di Victoria Park. Di salah satu sudut lapangan tersebut, ada kesibukan lain yang turut mewarnai rekan-rekan pengembara Indonesia. Mereka tak bergaya ala artis Hollywood atau Bollywood, bukan pula kelompok partai atau golongan yang menganut isme-isme tertentu, tapi mereka adalah sekumpulan Buruh Migran yang sedang menimba ilmu agama di hari libur, demi mempertebal iman agar tidak luntur oleh budaya Hong Kong yang bebas. Terdiri dari beberapa ikhwan dan lebih dari seratusan akhwat.
Grup religius ini terdiri dari berbagai kelompok organisasi kecil di bawah bendera Ar-Rohmah yang didirikan dan dikelola oleh nakerwan.
Ar-Rohmah memiliki anggota lebih dari tiga ratus orang, terdiri dari gabungan-gabungan organisasi-organisasi kecil yang dikelola oleh TKI di Hong Kong. Di antara organisasi-organisasi yang tergabung dalam Ar-Rohmah adalah, Rapinhong (Ranting Pria Indonesia di Hong Kong, satu-satunya organisasi TKI pria Indonesia di Hong Kong), Shilul Arham, Mardhotillah, Organisasi Kesadaran, Al-Hidayah, Roudatul jannah, Roudatul Qur’an, dan Al-Karim. Kedelapan organisasi tersebut memiliki kegiatan yang memfokuskan pada kegiatan sosial.
Grup Ar-Rohmah yang diketuai oleh Akhi Tony ini memfokuskan aktivitas pada kegiatan-kegiatan keagamaan. Kepada reporter voa-islam.com, Tony menjelaskan, tidak mudah bagi seorang muslim untuk memperkuat iman di tengah lingkungan yang minim kesadaran dalam beragama, apalagi waktu untuk memperdalam agama bagi TKI sangat terbatas. Maka di buatlah persatuan sesama Muslim guna belajar bersama dalam meningkatkan kualitas iman.
…Walau tak mempunyai kantor sekretariat, tapi kami punya tempat mangkal khusus untuk belajar, yaitu di pojok lapangan Victoria Park. Di bawah kolong langit di atas bumi Hong Kong inilah tempat kami berdakwah…
“Walaupun kami tidak mempunyai kantor sekretariat, tapi kami punya tempat mangkal khusus bagi anggota Ar-Rohmah untuk belajar, yaitu di pojok lapangan Victoria Park. Di bawah kolong langit di atas bumi Hong Kong inilah tempat kami beraktivitas,” ujar Tony penuh semangat.
Tony menjelaskan dirinya sangat bersyukur karena dakwah Ar-Rohmah berjalan lancar meski ada beberapa hambatan.
“Walau Ar-Rohmah ini termasuk grup baru, karena baru berdiri setahun lalu, namun anggota dan kegiatannya berjalan dengan lancar. Kalaupun ada hambatan, itu sudah wajar dan bisa diatasi oleh pengurus,” jelas dia.
Fokus kajian akidah, fiqih dan perbandingan agama
Meski tergolong group baru, namun dalam hal berdakwah dan menuntut ilmu di komunitas Ar-Rohmat yang patut diacungi jempol. Mereka sangat bersemangat dalam kajian-kajian ilmu agama yang di adakan tiap hari Ahad. Hari libur resmi para pekerja nakerwan di Hong Kong yang oleh kebanyakan orang dimanfaatkan untuk bersantai melepas lelah, namun mereka justru menciptakan kesibukan menuntut ilmu agama. Tak heran kalau banyak anggota Ar-Rohmah menjadi bertambah pemahaman agamanya setelah mengikuti kajian-kajian yang di adakan Ar-Rohmah.
Materi kajian yang sangat ditekankan saat ini adalah fiqih Islam, karena masih banyak anggota yang belum mengetahui dan belum pernah mempelajari fiqih Islam.
Selain memfokuskan pada kajian ilmu agama, Ar-Rohmah juga mengadakan penggalangan dana, zakat maal dari anggota dikeluarkan tiap bulan lalu dikelola untuk disalurkan pada orang-orang dekat yang membutuhkan.
Di bawah bimbingan Bpk H Abdurrahim SPdI, dakwah Ar-Rohmah semakin solid. Salah satu hasil dakwah ustadz yang dijuluki Ki Joko Goro-goro ini, Ar-Rohmah telah banyak merekrut wanita yang belum berjilbab menjadi berjilbab setelah mengikuti bimbingan dari pengurus.
Meski sedang mengalami kemajuan, namun Ar-Rohmah tak mengendurkan dakwahnya, karena tantangan dakwah masih terbuka di depan mata. Tony menjelaskan, saat ini masih banyak rekan-rekan Indonesia di Hong Kong yang membutuhkan bimbingan untuk dituntun kepada kedamaian Islam. Ladang dakwah terbuka lebar bagi para pendakwah.
“Saya berharap akan lebih banyak lagi rekan-rekan yang teguh dan komitmen dengan dakwah melalui Ar-Rohmah ini,” pungkas Tony menutup wawancaranya dengan koresponden voa-islam Hong Kong.
Selamat berjuang di negeri rantau saudara-saudaraku. Semoga Allah senantiasa memberikan berkah dan kemudahan. [Yuli Anna/voa-islam.com]
Baca berita terkait: