View Full Version
Rabu, 21 Apr 2010

Rekan Dipecat Sekolah: Lima Siswi Di Spanyol Nekat Berjilbab

SPANYOL (voa-islam): Sumber pers Spanyol mengatakan pada hari Selasa bahwa setelah seorang siswi Maroko Najwa 16 tahun dikeluarkan minggu lalu karena memakai jilbab, lima orang siswi sekolah, "Camilo Jose Cela," nekat memakai jilbab saat pergi ke sekolah hari ini untuk memprotes pengusiran rekan mereka.

Telah dikutip surat kabar El Mundo menyebutkan bahwa salah seorang siswi sekolah ini bernama Fatima, 14 tahun warga Spanyol asal Maroko, berkata: bahwa ayahnya mendorongnya untuk protes tapi tidak memaksakan itu.

Dia menjelaskan bahwa ayahnya berkata kepadanya: "Setiap orang berhak memakai apa yang dia inginkan, di mana tidak ada hukum yang mengatur masalah seragam."

Kata salah seorang gadis yang menghadiri kelas memakai jilbab, bernama Lathifah: "Kami melakukan ini sebagai solidaritas kepada Najwa jadi supaya mereka tidak merasa bahwa mereka sendiri."

Surat kabar itu menjelaskan bahwa para siswi tersebut asli muslimah, dan tidak bisa masuk ke sekolah dengan jilbab kemudian dipindahkan ke ruang tunggu.

Para orang tua gadis menyatakan keyakinan mereka bahwa apa yang mereka lakukan adalah kewajiban mereka karena mereka adalah Muslimat dan harus mempertahankan agama mereka dan bahwa sekolahlah yang mulai memprovokasi beberapa masalah dan kesulitan, maka orang tua memutuskan untuk mengantarkan anak perempuan mereka dan menuntut penjelasan tentang apa yang terjadi.

Dari pihak Najwa mengumumkan bahwa dia tidak akan melepaskan cadarnya sementara kepala sekolah menyatakan bahwa, sesuai dengan pasal 32 dari peraturan sekolah bahwa tidak diperbolehkan untuk menggunakan apapun untuk menutupi rambut termasuk topi.

Menteri Kehakiman tidak melihat masalah dalam jilbab:

Menteri Kehakiman Spanyol, "Mariano Fernandez Bermeykho" telah mengkonfirmasi pada bulan Juli lalu bahwa jilbab perempuan di Spanyol tidak masalah, "merupakan perkara yang sah."

Bermeykho mengatakan: "bahwasanya di setiap saat masalah jilbab atau apa pun yang benar-benar terpaksa, hukum kita sangat jelas dalam" hal ini, dan menambahkan bahwa "jilbab tidak menjadi masalah di Spanyol, dan dianggap sebagai simbol yang sah," dengan memberi contoh biarawati yang memakai penutup.

Menteri Kesetaraan mengkritik jilbab:

Dalam sebuah konferensi pers dia menjawab pertanyaan tentang laporan Menteri Persamaan Spanyol "Bibiana Aidoo," yang mengkritik orang-orang Arab, berkata: "Orang-orang  laki Arab dan Muslim yang tinggal di Spanyol, mereka bisa memakai pakaian Barat, namun situasi berbeda bagi perempuan Muslimah karena mereka harus memakai pakaian panjang untuk menyembunyikan tubuh mereka serta mengenakan jilbab, yang menutup rambut dan kepala. "

Aido mengklaim bahwa itu "mendukung kehormatan serta perlindungan bagi semua tradisi budaya dan adat istiadat, kecuali yang mendukung ketidaksetaraan gender dan diskriminasi gender, yaitu praktek yang tidak ada pembenaran untuk diberi perlindungan.

Menteri tersebut menyerukan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memberikan kontribusi demi mengakhiri praktek-praktek yang mendukung apa yang disebutnya "ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia," seperti yang dijelaskan.

(ar/islammemo)


latestnews

View Full Version