JERMAN (voa-islam): Seorang Wanita keturunan Turki yang merupakan Muslim pertama yang menjabat sebagai menteri di Jerman menghadapi gelombang serangan bertubi-tubi di tengah-tengah partainya Uni Demokratik Kristen (Konservatif), setelah pada hari Senin menyerukan untuk meniadakan simbol salib dari sekolah-sekolah umum.
Serangan itu mengembalikan perdebatan mengenai apa dianggap kaum Muslimin sebagai standar ganda dalam bermuamalah dengan manifestasi keagamaan dalam komunitas Eropa, pada saat pemerintah sedang menerapkan peraturan ketat mengenai masalah cadar dan jilbab terutama di sekolah-sekolah,pemerintah malah membela pemakaian salib sebagai identitas keagamaan yang dianggap Barat sebagai bukti toleransi.
Urusannya menjadi semakin meruncing ketika Iijul Ozkan (38 tahun) yang akan pada hari Selasa secara resmi akan diangkat sebagai menteri urusan sosial di Provinsi Niedersachsen (Jerman Tengah) telah menerima ancaman pembunuhan yang mengharuskannya ditempatkan di bawah perlindungan polisi, menurut media Jerman.
Kritikan pedas:
Nyonya Ozkan, yang dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh jurnal mingguan "Fokus" menyerukan larangan pemakaian salib di sekolah, katanya: "Tidak ada tempat untuk simbol Kristen di sekolah umum," katanya, "Adalah penting bahwa sekolah adalah netral," serta menambahkan bahwa kerudung juga "non-esensial "di kelas.
(ar/islammemo)