NEW YORK (voa-islam.com): Satu-satunya pria yang mengakui keterlibatannya dalam pembunuhan aktivis ras kulit hitam di AS, Malcolm X, akhirnya dibebaskan bersyarat.
Thomas Hagan (69) dibebaskan kemarin, Rabu (28/4) WIB. Ia adalah satu-satunya pria yang mengakui keterlibatan dalam penembakan Malcolm X pada 1965. Hagan berulangkali menyampaikan penyesalannya karena ikut membantu pembunuhan aktivis beragama Islam itu.
“Saya belum tahu apa yang saya pikirkan,” ujarnya ketika ditelepon sebuah media AS, Kamis (29/4).
Hagan mengakui, dirinya adalah salah satu dari tiga pria yang menembak Malcolm X di hadapan ratusan penggemarnya, termasuk anak-anaknya. Ketika itu, Malcolm sedang berpidato di Audubon Ballroom, Harlem, pada 21 Februari 1965. Dua rekannya, kata Hagan, bertugas mengalihkan perhatian khalayak ramai.
Dua pria itu tetap mengaku tak bersalah dan akhirnya dibebaskan bersyarat pada 1980-an. Selain itu, tak ada yang dituntut atas pembunuhan Malcolm. Hal ini sangat mencurigakan dan menimbulkan berbagai teori di masyarakat. Penyebab penembakan Malcom itu karena kepemimpinannya di Nation of Islam, sebuah gerakan Muslim berkulit hitam di AS.
[inilah]