View Full Version
Selasa, 11 May 2010

Sering Ganggu Muslim Rohingya, 2 Antek Nasaka Dibunuh Warga

Maungdaw (Voa-Islam.com) - Dua orang kaki tangan Nasaka (pasukan keamanan penjaga perbatasan Burma) telah dibunuh oleh penduduk desa tak dikenal pada 1 Mei di Kota Maungdaw, kata seorang penduduk lokal yang minta namanya dirahasiakan.

Mereka yang tewas tersebut di identifikasi sebagai Arif Ullah (25) dari desa Inn Din dan Sayed Ullah (30), dari desa Khwa Soun di bawah komando Nasaka No.8 di Kota Maungdaw.

Mereka terkenal berkelakuan buruk dan menyusahkan para penduduk Muslim Rohingya dengan membantu pasukan Nasaka dan Sarapa (intelijen Militer Burma). Para penduduk desa sangat resah dan marah dengan kelakuan kedua orang tersebut namun tidak dapat melakukan apa-apa.

Para penduduk desa percaya bahwa sekelompok warga dari desa Barsara di Kota Maungdaw, yang melarikan diri dari desanya dan tinggal di Bangladesh akibat gangguan dari dua kaki tangan Nasaka tersebut kembali ke Kota Maungdaw setelah menyebrangi Naff River dengan sebuah perahu kecil dan membunuh keduanya pada malam hari, kata seorang pedagang lokal yang menolak menyebutkan namanya.

..Mereka terkenal berkelakuan buruk dan sangat menyusahkan para penduduk Muslim Rohingya dengan membantu pasukan Nasaka dan Sarapa (intelijen Militer Burma)..

Setelah kejadian tersebut, pihak berwenang Nasaka menghentikan semua kegiatan memancing dan operasi perahu-perahu ferry sepanjang Naff River. Sehingga para nelayan di Kota Maungdaw menganggur. kemarin (09/05) hanya sebuah perahu ferry yang melintasi Naff River dan menjangkau Shapuri Dip dengan para penumpangnya.

Nasaka telah menutup semua titik perbatasan sepanjang Naff River untuk mencari para pembunuh kaki tangan mereka dan mencegah para pembunuh tersebut melarikan diri keluar negeri.

Namun para penduduk desa percaya bahwa mereka telah melarikan diri dari Burma ke Bangladesh.

Sangat banyak para kaki tangan Nasaka di Kota Maungdaw, menciptakan berbagai masalah bagi para penduduk Muslim Rohingya dengan bekerja sama dengan Nasaka, Sarapa, polisi dan pihak-pihak lain yang mendukung pemerintah, "Jika semua kaki tangan pemerintah tersebut mati, wilayah kami akan damai," kata seorang tetua desa. (kp)


latestnews

View Full Version