SANAA (voa-islam.com): Al-Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP) yang berbasis di Yaman telah mengaku bertanggung jawab atas serangan bom kepada Duta Besar Inggris di Yaman bulan lalu.
AQAP yang juga mengaku bertanggung jawab atas upaya bom Natal tahun lalu di maskapai penerbangan, menyatakan bahwa calon pembunuh Duta Besar Inggris itu bernama Noman Usman al-Salwi, yang kepalanya ditemukan 50 meter dari lokasi ledakan.
Duta Besar Inggris, Tim Torlot, seorang diplomat 52 tahun yang telah bekerja di negara Arab sejak Juli 2007 lolos dari maut namun cedera saat al-Salwi yang mengenakan rompi bom menabrakkan dirinya ke kendaraan duta besar yang berlapis baja di ibukota, Sanaa.
Berdasarkan pemantauan SITE Intelejen, sebuah komunike dari AQAP mengidentifikasi al-Salwi sebagai anggota 'Brigade Sheikh Abu Omar al-Baghdadi,' AQAP menyatakan Britania sedang melakukan sesuatu yang jahat di Semenanjung Arab dan menyatakan jika Inggris berperan dalam pendirian negara Israel.
Al-Salwi, 22 tahun, sebelumnya pernah dipenjara selama dua tahun karena dicurigai berhubungan dengan al-Qaida.
Mr Torlot dilaporkan berada sekitar 600 meter dari kantor kedutaan besar di Sanaa, yang dekat dengan kantor kepentingan AS di Yaman, ketika serangan itu datang. Dia biasanya melakukan perjalanan dengan mobil lapis baja diikuti oleh kendaraan pengawalan polisi bersenjata. Kedutaan Inggris itu sendiri dilindungi oleh kawat berduri dan pos-pos dengan senapan mesin serta kantung-kantung pasir yang diawaki oleh pasukan Yaman. Menunjukkan ketakukan kedutaan asing akan upaya-upaya serangan yang akan terjadi.
Kedutaan Besar Inggris pernah ditutup pada bulan Januari setelah sumber-sumber intelijen Yaman mengatakan bahwa sebuah sel Al-Qaidah sedang merencanakan untuk menargetkan dan menyerang kedutaan AS.
Serangan itu memunculkan kekhawatiran tentang keamanan di Yaman, di mana AQAP, sebuah organisasi Al-Qaidah yang relatif baru, telah bertambah kuat selama kurun waktu setahun, dan terus membangun kemampuannya. Baru-baru ini mereka membuka sebuah kamp pelatihan di selatan negara itu, yang mempunyai lebih dari 400 pejuang siap mati, di antaranya berasal dari Yaman, Saudi dan Somalia.
Yaman sekarang dianggap sebagai "surga" terbesar ketiga untuk Al-Qaida, dan AQAP diharapkan menjadi ancaman utama. Organisasi ini telah meluncurkan serangan baik di dalam dan luar negeri Yaman, termasuk upaya serangan yang belum berhasil terhadap seorang pangeran Saudi yang bertugas memerangi ekstrimisme di negara Arab.
Kelompok ini menjadi terkenal pada Desember lalu ketika seorang pemuda 23 tahun asal Nigeria bernama Umar Farouk Abdulmautallab, yang diduga mencoba meledakkan sebuah pesawat AS Detroit pada Hari Natal mengakui bahwa ia telah dilatih di Yaman. Abdulmutallab mengatakan bahwa ia telah diberi alat peledak, yang dijahit ke celana nya, setelah ia sekolah berbahasa Arab di Sanaa dan menghadiri kamp pelatihan Al-Qaidah.
Pemerintah Yaman sendiri telah meluncurkan beberapa kali serangan terhadap Al-Qaida di negeri itu, tapi para ulama senior Yaman mengancam akan mengumumkan jihad, atau perang suci, jika tentara asing (Barat) dikerahkan di dalam negeri Yaman.
[za/time]