Zamboanga City (Voa-Islam.com) - Ketika latihan politik di Philipina baru saja disimpulkan, situasi berdarah di Zamboanga City justru tidak mendapat perhatian dari otoritas di daerah tersebut.
Sejak tahun lalu eksekusi dan penculikan paksa terhadap Muslim yang tidak bersalah telah terjadi terus-menerus di Kota Zamboanga terutama di Barangay Mampang dan Arena Blanco.
Sebuah sumber terpercaya, yang meminta namanya di rahasiakan karena alasan keamanan mengatakan, pembunuhan Muslim tak berdosa di Zamboanga City merupakan bagian dari skema pembersihan etnis yang dicetuskan oleh kelompok anti-Moro yang keluar untuk menyingkirkan orang-orang Moro.
Laporan itu mengatakan pembunuhan yang belum ketahui alasannya ini adalah hasil kerja dari Kelompok Operasi Khusus (SOG) dari kepolisian yang ditugaskan di Kota Zamboanga. Unit Polisi Khusus ini, dengan aktif di back-up oleh Organisasi Relawan Sipil (CVO) yang dibiayai oleh Walikota Celso L Lobregat.
..pembunuhan yang belum ketahui alasannya ini adalah hasil kerja dari Kelompok Operasi Khusus (SOG) dari kepolisian yang ditugaskan di Kota Zamboanga. Unit Polisi Khusus ini, dengan aktif di back-up oleh Organisasi Relawan Sipil (CVO) yang dibiayai oleh Walikota Celso L Lobregat..
CVO atau yang dikenal sebagai pasukan paramiliter dipimpin oleh Komandan Perez dan Komandan Estrada, yang keduanya di bawah perlindungan dan gaji dari Lobregat.
Sebagian besar korban eksekusi yang diselamatkan dan dibuang di daerah terpencil yang berbeda di kota Zamboanga. Para korban terbaru adalah 3 orang laki-laki, dua di antara mereka diidentifikasi sebagai Sharif dan Khalil. Tubuh mereka ditemukan di daerah hutan dari Barangay Mampang dengan mata mereka ditutup dan kedua tangan terikat.
Hingga kini, Lobregat tidak berkomentar mengenai situasi ini dan kerabat korban juga tidak diberikan keadilan meskipun jumlah korban terus meningkat sejak tahun lalu.
Untuk mengingatkan, di tahun 80-an, perang antara orang Moro dan Kristen juga terjadi di kota ini dan relawan sipil atau paramiliter juga dipimpin oleh keluarga Estrada dan keluarga Perez yang keduanya sangat dekat dengan keluarga Lobregat sejak zaman Maria Clara Lobregat, ibu dari Celso, yang ketika itu menjabat sebagai walikota. (luwaran)