WINA (voa-islam.com): Muslim yang menghadiri sebuah konferensi di ibukota Austria mengkritik negara-negara Eropa pada hari Ahad kemarin untuk mempertimbangkan kemungkinan melarang penggunaan cadar, mereka mengatakan bahwa hal itu kontraproduktif dan regresif.
Larangan cadar sedang dipertimbangkan di Belgia dan Perancis, dan anggota parlemen di negara-negara Eropa lainnya juga mengangkat masalah ini.
Kira-kira 100 imam dan penasihat agama Islam dari 40 negara yang berpartisipasi dalam pertemuan di Wina sepakat bahwa Islam tidak membuat persyaratan bagi perempuan untuk mengenakan cadar pada wajah mereka dan melihat sedikit kebutuhan untuk membahas karena konsensus tentang masalah tersebut, kata Carla Amina Baghajati, juru bicara Otoritas Agama Islam di Austria, yang menjadi tuan rumah pertemuan itu.
"Namun demikian, kami sangat mengkritisi larangan cadar ini," kata Baghajati. "Mengapa? Karena itu kontraproduktif." Dia berada di antara sekitar 30 perempuan lain yang ambil bagian dalam pertemuan tersebut.
Sebuah rancangan resolusi luas disajikan pada akhir konferensi dua-hari untuk program-program dan mempromosikan pendidikan bagi gadis dan perempuan Muslim dan setiap masjid harus memiliki kontak seorang perempuan untuk isu-isu perempuan.
Ia juga mengungkapkan keprihatinan tentang referendum Swiss akhir tahun lalu yang melarang pembangunan menara masjid dan menekankan bahwa pelaksanaan Islam mencakup rasa hormat dari orang-orang dari agama lain atau yang memegang pandangan dunia yang berbeda.
"Muslim tidak ingin dilihat sebagai masalah melainkan sebagai bagian dari solusi untuk tantangan modern," isi dokumen konfereinsi tersebut.
[za/AP]