View Full Version
Senin, 07 Jun 2010

Mesir Akan Coret Warga Negara yang Menikahi Orang Israel

MESIR (voa-islam.com) – Demi melindungi stabilitas nasional dan dunia Arab, Mesir akan mencoret warga yang menikahi orang Israel dari kewarganegaraan Mesir.

Mahkamah Agung Mesir memutuskan bahwa warga yang menikahi wanita Israel mungkin akan dicoret kewarganegaraannya jika pernikahan mereka itu "menjadi ancaman bagi keamanan nasional."

"Mahkamah meminta kementerian dalam negeri untuk memberikan daftar semua pernikahan pasangan seperti itu kepada kabinet untuk dipelajari. Setiap kasus akan diinvestigasi secara terpisah dan dengan pertimbangan kebebasan seseorang, serta keamanan negara," kata Mohammed al-Husseini, hakim pada Mahkamah Agung negara.

Sementara, pengacara Nabil Al-Wahsh mengatakan alasan mengajukan kasus ini adalah untuk menyelamatkan negara dari generasi yang 'tak loyal pada Mesir dan dunia Arab'. Sebab, ada kecenderungan orang Mesir makin dekat dengan Israel.  “Ini demi keamanan nasional Mesir,” tegasnya.

“Anak-anak hasil pernikahan campuran itu, seharusnya tak boleh masuk dalam dinas militer," kata Al-Wash, seperti dimuat laman Daily Telegraph, Sabtu (5/6/2010).

Menurut Al-Wahsh, saat ini pria Mesir yang menikahi wanita Israel diyakini mencapai angka 30.000. Menurutnya hanya 10 persen dari mereka yang menikahi wanita Arab-Israel. Diperkirakan 15.000 pasangan Mesir-Yahudi pada saat ini tinggal di Mesir.

Sebelumnya, pengadilan yang lebih rendah tahun lalu meminta kementerian dalam negeri menelaah kasus pernikahan pria Mesir dan perempuan Israel, juga soal anak-anak mereka. Dan melakukan langkah-langkah untuk membatasi kondisi semacam itu. Namun, kementerian luar negeri mengajukan banding dengan alasan, pihak yang berwenang memutuskan terkait masalah itu adalah parlemen.

Ribuan orang Mesir --  khususnya yang kembali dari Perang Teluk tahun 1990 –antara Irak dan Kuwait–, pindah ke Israel untuk mencari pekerjaan. Banyak dari mereka yang menikahi perempuan Israel.

...Keputusan ini adalah untuk menyelamatkan negara dari generasi yang 'tak loyal pada Mesir dan dunia Arab'. Sebab, ada kecenderungan orang Mesir makin dekat dengan Israel...

Mesir adalah negara pertama yang menandatangani kesepakatan perdamaian dengan Israel pada 1979– sebuah keputusan yang tak populer. Meskipun demikian, hubungan-hubungan antara kedua negara masih tegang dalam beberapa tahun terakhir, khususnya berkaitan dengan masalah Palestina.

Mesir juga memblokade perbatasan Gaza dengan bekerja sama dengan Israel setelah Gaza diambil alih oleh militan Hamas pada 2007.

Belakangan, pasca penyerangan misi kemanusiaan Freedom Flotilla ke Gaza, Presiden Hosni Mubarak memerintahkan agar perbatasan Rafah dibuka untuk sementara agar bantuan untuk Gaza bisa masuk.

Gubernur Sinai Utara, Murad Muwafi mengatakan, Presiden Hosni Mubarak memerintahkan agar perbatasan Gaza di kota Rafah dibuka selama beberapa hari. "Untuk meringankan penderitaan saudara-saudara kita di Palestina setelah serangan Israel atas armada bantuan kemanusiaan," kata Muwafi.

Mubarak mengecam serangan tersebut dan menuding Israel bertindak melampaui batas. Mesir juga memanggil duta besar Israel di Kairo untuk meminta klarifikasi. [taz/ant, viv]


latestnews

View Full Version