“Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri.” Demikian kata pepatah lama. Para buruh migran asal Indonesia yang bertahun-tahun merantau ke “negeri beton” Hong Kong menyadari bahwa mereka tak selamanya mengais emas menjadi ‘orang gajian’ di negeri orang. Suatu ketika harus kembali ke tanah air yang selama ini “kurang bersahabat” karena tidak mampu menyediakan lapangan kerja bagi para buruh migran.
Sebelum pulang ke tanah air, ‘pahlawan devisa Indonesia’ ini bertekad untuk menempuh hidup maju menjadi wirausahawan. Hari Ahad, (4/7/2010), para aktivis buruh migran yang tergabung dalam Alif Study mengadakan pelatihan kewirausahaan sebagai pembekalan para TKW Hong Kong sebelum pulang ke tanah air.
Training yang diikuti oleh sekira seratus lima puluh peserta ini berlangsung sangat menarik, karena diadakan secara terbuka di Stanley Beach (pantai Stanley). Alif Study mendatangkan dua pelatih pakar wirausaha dari Indonesia, seorang direktur, mentor, trainer entrepreneur ‘Otak Kanan.’
Para peserta sangat antusias mengikuti seluruh materi pelatihan yang diberikan oleh kedua narasumber. Mereka menyimak berbagai bimbingan dan penjelasan dari trainer tentang seputar usaha syariah, dengan harapan kelak sukses berwirausaha secara syari’ah supaya bisa menciptakan lapangan kerja di tanah air.
Among Kurnia Ebo yang akrab disapa Pak Ebo, menjelaskan kepada peserta tentang bisnis waralaba, analisa usaha, peluang pasar dan manajemen.
Pemilik usaha waralaba yang omset pertahunnya mencapai 1,6 Milyar ini tak segan-segan membagikan trik-trik dan rahasia usaha waralaba.
Kepada voa-islam, pemilik bisnis waralaba ‘Serabi Keraton’ ini menjelaskan akan harapannya pada TKW di Hong Kong, agar tidak lama-lama di negara orang sebagai orang gajian.
“Saya menyarankan agar mereka segera pulang ke Indonesia untuk memulai usaha baru di tanah air,” harapnya.
Sementara Fauzil Adzim yang namanya sangat familiar di kalangan TKW Hong Kong, menguraikan tentang perlunya memulai usaha dengan psikologi bisnis, antara lain: jenis usaha yang pas, sikap bijaksana saat gagal dan sukses dan mencari karyawan serta merawatnya.
Training yang diprakarsai Alif Study ini sangat cocok bagi TKW Hong Kong. Semua peserta yang hadir menginginkan kehidupan yang lebih baik dengan cara mendirikan usaha, tanpa harus menggunakan modal besar, namun memakai system syari’ah.
Alif Study yang dikelola oleh Ukhti Tini, Afkar, Citra, dan Lubna ini memfokuskan pada pendidikan dan ketrampilan bagi TKW Hong Kong. Pendidikan yang diadakan di Alif Study antara lain, kursus computer, menjahit, memasak. Letaknya strategis dan mudah dijangkau oleh rekan-rekan TKW karena letak kantornya yang bersebelahan dengan gedung Konsulat RI.
Pelatihan wirausaha Alif Study ini adalah salah satu kegiatan yang diadakan oleh para aktivis TKW di hari libur tiap hari Ahad. Aktivitas TKW lainnya di hari libur adalah pengajian, festival dakwah, dakwah di lapangan terbuka, hingga unjuk rasa menentang kezaliman dan kebatilan. Dengan kesibukan dakwah dan silaturrahim sesama TKW itulah mereka menjaga istiqamah di jalan-Nya. [yulianna/voa-islam.com]