SANA'A (voa-islam.com): Ulama Al Qoidah kelahiran Amerika, Syaikh Anwar al-Awlaki menjadi radikal akibat beberapa kelompok tertentu pada saat ia masih didalam Amerika, kata seorang penasihat presiden Yaman dalam sebuah wawancara.
Presiden Amerika, Barrack Obama memicu kontroversi pada April lalu ketika ia memerintahkan pembunuhan terhadap Syaikh Awlaki tersebut. Seperti yang digembar-gemborkan media Barat sebelumnya, ulama kelahiran Amerika ini dituduh mempunyai hubungan dengan pelaku penembakan pada November lalu di markas tentara Fort Hood, Texas. Awlaki juga dituduh berhubungan dengan pelaku upaya pemboman pesawat jet penumpang tujuan Detroit pada Natal tahun lalu.
Dalam wawancara dengan PBS, seorang penasihat presiden Yaman, Abdul Karim al Eryani mengatakan bahwa Anwar Al Awlaki menjadi radikal saat masih berada di Amerika Serikat.
Al Eryani mengatakan dia yakin bahwa Awlaki "Sama sekali tidak radikal di Yaman. Ia radikal pada saat di Amerika Serikat."
PBB dibawah pengaruh besar Amerika telah menempatkan Awlaki dalam daftar konsolidasian para tersangka yang terkait dengan Taliban atau Al Qoidah mulai pekan ini dan Departemen Keuangan Amerika telah menyatakan membekukan aset Awlaki serta menyatakannya sebagai organisator teroris.
Namun penasihat presiden Yaman Abdul Karim Eryani ini meremehkan pentingnya Awlaki yang telah dituduh sebagai ideolognya Al Qoidah Semenanjung Arab ini.
"Dia adalah ancaman besar sebagai seorang motivator, tetapi bukan sebagai perencana dan executor terorisme," katanya.
Ketika ditanya apakah pasukan Yaman dapat melakukan operasi untuk menangkap Awlaki tersebut, penasihat itu mengatakan bahwa ia terlindungi di pegunungan timur ibukota Sanaa.
"Saya tidak mengatakan dia tidak bisa ditangkap tapi dia terlindungi dengan baik," katanya. (za/UPI)