Afghanistan (Voa-Islam.com) - Tuduhan propaganda majalah Time bahwa pejuang Taliban berada di balik pemotongan hidung dan telinga dari Aisyah, seorang wanita Afghanistan tanpa hidung utuh yang menjadi sampul majalah tersebut dibantah oleh juru bicara kelompok Taliban di situs Emarat Islam Afghanistan yang di posting pada Sabtu lalu.
Pernyataan juru bicara kelompok taliban mengatakan bahwa majalah Time tengah berbohong ketika menuduh kelompok tersebut memotong hidung dan telinga Aisyah, 18 tahun, setelah dia melarikan diri dari provinsi Uruzgan selatan tahun lalu.
Taliban menyebut hal itu sebagai propaganda putus asa untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari kekelahan Amerika dan sekutunya yang sangat jelas dan memalukan.
Mereka juga mengutuk kebiadaban yang menimpa Aisyah dan menyebut tindakan itu sebagai hal yang tidak manusiawi dan tidak Islami.
Pernyataan itu melanjutkan dengan menunjukkan bahwa menurut hukum Islam, "pemotongan telinga dan hidung manusia, apakah manusia itu masih hidup atau mati adalah ilegal dan dilarang."
Berikut pernyataan Taliban yang dimuat di situs Emirat Islam Afghanistan.
Pernyataan Emirat Islam Afghanistan Mengenai Gambar Yang Diterbitkan Oleh Majalah Time.
25 Sya'ban, 1431 H, Sabtu, 07 Agustus, 2010
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Majalah Time baru-baru ini menerbitkan sebuah gambar dari seorang wanita Afghan, Aisha, dan menggambarkan cerita nya yang mengerikan yang dihubungkan dengan Taliban dengan judul "wanita Afghan dan kembalinya Taliban.
Emirat Islam Afghanistan menolak pemalsuan oleh orang-orang Amerika ini, yang menerbitkan kebohongan ini untuk mengalihkan perhatian rakyat dari kekalahan mereka yang sangat jelas dan memalukan.
Propaganda putus asa oleh majalah Time ini memperlihatkan bahwa media dunia akan pergi untuk menyenangkan Amerika, meski dengan biaya integritas Jurnalistik mereka.
..Emirat Islam Afghanistan menolak pemalsuan oleh orang-orang Amerika ini, yang menerbitkan kebohongan ini untuk mengalihkan perhatian rakyat dari kekalahan mereka yang sangat jelas dan memalukan..
Gambar yang diterbitkan oleh majalah Time dan cerita barbar keliru yang menyudutkan Emirat Islam ini tidak hanya salah, tetapi penerbitan gambar ini juga bertentangan dengan moral dan etika jurnalisme profesional. Banyak wartawan di seluruh dunia telah mengutuk tindakan majalah Time ini dan menyebutnya sebagai kejahatan terhadap jurnalisme.
Sejauh kisah Aisyah yang bersangkutan, Emirat Islam Afghanistan telah mengutuk kebiadaban ini, tindakan yang tidak manusiawi, tidak Islami dan menyatakan bahwa kasus ini tidak pernah diteruskan ke pengadilan atau orang-orang di Emirat Islam Afganistan.
Emirat Islam Afganistan menggunakan hukum Syariah untuk memecahkan setiap masalah hak internal atau manusia. Hukum Syariah mempromosikan perdamaian dan keadilan kepada masyarakat, bukan kebencian dan kekejaman.
..Dalam banyak hadist dari Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam, pemotongan hidung, telinga dan bibir dari orang kafir yang telah mati adalah dilarang, jadi bagaimana mungkin Emirat Islam Afghanistan melakukan tindakan ini, terutama ketika orang-orang itu masih hidup dan seorang Muslim..
Dalam hukum Islam yang suci, pemotongan telinga dan hidung manusia, apakah manusia itu masih hidup atau telah mati adalah ilegal dan dilarang. Dalam banyak hadist dari Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam, pemotongan hidung, telinga dan bibir dari orang kafir yang telah mati adalah dilarang, jadi bagaimana mungkin Emirat Islam Afghanistan melakukan tindakan ini, terutama ketika orang-orang itu masih hidup dan seorang Muslim. Menurut hukum Syariah jika seseorang melakukan perbuatan keji ini, hal yang sama akan dilakukan kepada penjahat yang telah mengabadikan tindakan ini.
Kami bersimpati dengan saudara kita Aisyah dan menyebut tindakan mengerikan ini sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan melawan hukum Syariah.
Kami menghimbau majalah Time dan media barat lainnya untuk berhenti menginjak-injak prinsip-prinsip moral mereka sendiri, hanya untuk menyembunyikan dan mengalihkan perhatian orang dari kekalahan militer dan politik Amerika dengan menerbitkan pemalsuan tersebut.
Kami juga meminta media Afghanistan untuk menghentikan penyebaran kebohongan dari kebencian media barat terhadap Islam dengan menjadi penerjemah mereka. Jurnalisme adalah tugas penting, sehingga tidak boleh digunakan untuk menyebarkan kerusakan. (unjustmedia)