View Full Version
Senin, 16 Aug 2010

Perkembangan Produk 'Halal' di Eropa

HAMBURG (voa-islam.com): Banyak perusahaan pangan di seluruh dunia mulai menyediakan makanan khusus bagi pembeli Muslim, yaitu makanan halal. Perusahaan Jerman juga ingin mulai memproduksi makanan untuk pasar yang kian berkembang ini, karena produk-produk yang sesuai ajaran Islam memiliki potensi pasar yang besar mengingat pembeli Muslim jumlahnya semakin bertambah di dunia.

Di daerah pemukiman warga Turki di bagian kota Hamburg yang bernama Sankt Georg warga Muslim dapat berbelanja tanpa harus mengkhawatirkan masalah halal atau haram. Misalnya daging. Daging yang dijual di daerah ini hanya berasal dari peternakan dan penyembelihan yang dengan ketat mengikuti peraturan Islam. Di pasar swalayan Jerman produk-produk halal jarang dapat ditemukan.

Penting bagi Konsumen

Seorang perempuan dan pria yang sedang berbelanja ditanya, seberapa penting berbelanja bahan pangan yang halal bagi dirinya. Pembeli perempuan mengatakan, "Sangat penting. Bagi kami makanan halal sangat penting. Itulah yang nomor satu." Pria yang diwawancara memberi jawaban serupa: "Saya tidak akan berbelanja di toko yang tidak saya kenal. Karena di situ saya tidak tahu, apakah penyembelihannya halal atau tidak."

Di Jerman hidup empat juta warga muslim, dan jumlahnya terus bertambah. Mereka menjadi pelanggan dan konsumen di masa depan, dan perhatian pasar atas mereka semakin bertambah. Misalnya pada perusahaan pembuat produk-produk dari susu yang bernama Rücker di Ostfriesland. Dua tahun yang lalu perusahaan itu mendapat ijin membubuhkan tanda halal pada produknya. Sekali dalam sebulan perusahaan itu mengubah produksinya untuk beberapa hari, dan membuat Oba, sebuah jenis keju yang dibuat secara ketat menurut peraturan Islam.

Membawa Keuntungan

Thorsten Schmitz dari perusahaan Rücker mengatakan, "Jika menurut rencana kami akan memproduksi produk-produk halal, susu mentah, jadi bahan mentah untuk keju-keju kami, akan ditempatkan secara terpisah. Kami juga memastikan bahwa susu ini hanya berasal dari peternakan di mana tidak ada babi."

Di samping itu perusahaan pembuat keju tersebut harus memperhatikan peraturan higienis sangat ketat. Peralatan yang digunakan dibersihkan jauh lebih teliti dan para pekerjanya selalu menggunakan sarung tangan. Itu juga dilakukan walaupun mereka tidak menyentuh keju secara langsung, misalnya pada pengepakan. Itu memang biaya tambahan, tetapi perusahaan Rücker yakin, itu adalah investasi yang berguna.

Senol Isikay, pemimpin bagian penjualan mengatakan, "Kami melakukannya, karena itu semua bagi pasaran yang sedang berkembang. Juga karena kami memberikan reaksi atas keinginan pelanggan, dan kami pikir bidang ini juga masih akan terus berekspansi."

Saat ini, hanya satu dari 20 keju, yang diproduksi perusahaan di Ostfriesland itu, mendapat segel halal. Tetapi perusahaan Rücker yakin, jumlahnya akan terus bertambah. (za/dw-world)


latestnews

View Full Version