KABUL (voa-islam.com): Dua pelatih polisi asal Spanyol dan juru bahasa mereka tewas di Afghanistan setelah ditembak oleh sopir mereka.
Sopir tersebut melepaskan tembakan kepada pelatih polisi yang mengajar kelas di provinsi Badghis di Afghanistan barat. Namun, petugas lainnya kemudian membunuh sopir tersebut.
Pihak berwenang Spanyol mengatakan sopir itu telah bekerja dengan para pelatih itu selama sekitar lima bulan.
"Saya tidak bisa mengatakan kalau Taliban berada di balik ini atau tidak. Tapi yang jelas adalah bahwa itu adalah serangan yang direncanakan," kata Alfredo Perez Rubalcaba, menteri dalam negeri Spanyol. "Orang yang melepaskan tembakan tahu persis apa yang dia lakukan."
Para pelatih yang tewas diidentifikasi sebagai Jose Maria Galera Cordoba dan Abraham Leoncio Bravo Picallo, keduanya berumur 33 tahun. Pihak berwenang belum merilis nama penerjemah, ia dilaporkan adalah seorang pria kelahiran Iran dengan kewarganegaraan Spanyol.
Para pelatih ini bekerja untuk sekelompok polisi Afghanistan berjumlah 47.
Penembakan itu memicu protes besar di luar perkemahan, dengan ratusan orang mengucapkan slogan, melemparkan batu dan berusaha merangsek masuk ke basis Spanyol yang dijalankan di ibukota propinsi Qala-e-Sekarang.
Pengunjuk rasa mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa orang-orang telah membakar satu bagian dari basis tersebut. Salah satu demonstran, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Abdullah, kepada Reuters mengatakan bahwa tentara di dalam pangkalan itu menembaki para pemrotes.
Mohammad Sadiq, seorang ahli bedah di rumah sakit pemerintah kota, mengatakan sedikitnya 18 orang yang terluka akibat bentrok telah dibawa untuk pengobatan, banyak yang menderita luka tembak.
Kedua polisi Spanyol itu adalah anggota Garda Sipil, angkatan kepolisian paramiliter serupa dengan Carabinieri Italia dan Gendarmerie Perancis. Terdapat 33 petugas Garda Sipil dikerahkan di Afghanistan, dan dua yang tewas pada hari Rabu kemarin sebenarnya dijadwalkan untuk kembali pulang ke negaranya pada hari Jumat. (za/alj)