TEPI BARAT (voa-islam.com): Sayap militer Hamas mengaku bertanggung jawab atas penembakan yang menewaskan empat warga Israel di dekat Hebron di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Setidaknya satu pria bersenjata menembaki sebuah mobil berkendara di Jalan Raya 60 dekat pemukiman Kiryat Arba pada Selasa malam. Brigade Qassam, sayap militer gerakan Hamas, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dalam sebuah pernyataan singkat yang diposting di situsnya.
Jasa penyelamatan Israel mengatakan korban adalah dua laki-laki dan dua perempuan, dan salah satunya wanita hamil.
Ini adalah serangan fatal pertama di Israel di Tepi Barat sejak Juni, ketika seorang perwira polisi tewas dan dua lainnya luka-luka dalam penyergapan. Brigade Al-Aqsa mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Penembakan itu terjadi satu hari sebelum para pejabat Palestina dan Israel dijadwalkan akan bertemu di Washington dalam upaya peluncuran kembali negosiasi langsung.
Osama Hamdan, juru bicara Hamas, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Hamas tidak merencanakan serangan apapun yang ditujukan untuk menyabot pembicaraan Israel-PA. Namun Hamdan mengatakan ia berbicara untuk sayap politik Hamas, dan bahwa Brigade Qassam bisa merencanakan serangan itu secara independen.
"Kami percaya bahwa tidak ada upaya untuk melakukan sesuatu seperti ini untuk menyabot negosiasi ini, karena Netanyahu [sudah] melakukan ini," katanya.
Mahmoud Abbas, presiden Otoritas Palestina, mengakui keprihatinan atas keamanan Israel awal pekan ini, tetapi ia mengatakan itu tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk merebut tanah Palestina. Kiryat Arba dibangun di atas tanah yang direbut Israel selama perang Arab-Israel 1967, dan dianggap sebagai pemukiman ilegal oleh PBB.
'Sabotase proses'
Hanan Ashrawi, seorang anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa waktu serangan itu "berkaitan dengan awal pembicaraan".
"Sepertinya ada pola setiap kali ada [kemajuan dalam proses perdamaian] atau dimulainya pembicaraan, serangan terjadi," katanya.
"Situasi di sini adalah tidak stabil, tidak aman, dan orang-orang menjadi perhatian ketika ada kekerasan terhadap Israel, sementara kekerasan terhadap Palestina oleh tangan Israel setiap hari hilang tak ketahuan."
Kedutaan Israel di Washington mengeluarkan pernyataan singkat dalam menanggapi serangan itu. "[Itu] jelas dimaksudkan untuk menggelincirkan perundingan perdamaian, tapi kami tidak akan tergoyahkan dari mencari perdamaian," katanya.
Pejabat Palestina di Tepi Barat tidak mau menanggapi serangan itu. (za/alj)