View Full Version
Jum'at, 03 Sep 2010

Kembaran Geert Wilders di Jerman

BERLIN (voa-islam.com): Di negaranya, Jerman, ia dijuluki kembaran Geert Wilders: siapa lagi kalau bukan politikus sosial-demokrat dan pejabat Bank Sentral Jerman, Thilo Sarrazin.

Dalam bukunya yang baru diterbitkan, Sarrazin menyatakan, imigrasi kaum muslim mengancam budaya asli Jerman. Jelas, pernyataan ini membuat Jerman kalang kabut.

Senin (30/08) Thilo Sarrazin mempresentasikan bukunya Deutschland schafft sich ab (Jerman Merusak Diri Sendiri). Di samping pesan anti-islam, ia juga mengajukan teori genetis yang kontroversial.

Di depan gedung tempat Sarrazin mempresentasikan bukunya, ratusan orang berunjuk rasa. Sementara, ruangan presentasi dipenuhi jurnalis.

Tenggelam
Thilo Sarrazin bukan pembicara berbakat. Sulit untuk tetap berkonsentrasi mendengarkannya. Padahal apa yang dikatakannya tak bisa dianggap enteng. Apalagi di Jerman yang - akibat kejahatan Nazi di masa lalu - selalu mencoba memperlakukan kaum minoritas sebaik mungkin.

Inti pesan Sarrazin: Jerman, negeri berbudaya, mulai tenggelam akibat imigrasi selama sepuluh tahun terakhir.

Sarrazin: "Rakyat dan negara Jerman sampai pada titik bersejarah di mana skala dan karakter Jerman mulai tidak jelas. Sejarah seribu tahun membuktikan, rakyat Jerman sedang merusak diri sendiri secara kuantitatif."

Pernyataan ini berdasar pada studi demografi yang menunjukkan bahwa orang Jerman asli berkurang dan kaum pendatang bertambah banyak. Dan Sarrazin yakin, kaum imigran tak akan jadi bagian dari budaya asli Jerman.

Masalah Terbesar
Ia juga membagi imigran ke dalam kelompok-kelompok berbeda. Kaum muslim tidak berintegrasi dan dengan demikian menimbulkan masalah terbesar:

"Etnis tidak jadi masalah dalam hal ini, yang jadi masalah adalah budaya Islam. Tak ada masalah dengan semua imigran - kecuali imigran muslim. Pendatang non-muslim bisa menyesuaikan diri, jadi perbedaan dengan orang Jerman asli tak terlihat lagi."

Bukan itu saja. Sarrazin tidak hanya membicarakan perbedaan budaya, namun juga genetis. Menurutnya, gen orang Yahudi semuanya sama, begitu juga dengan orang Baskia yang punya gen seragam dengan sesamanya.

Perang
Dalam bukunya, Sarrazin mencitrakan diri sebagai wajah Jerman dalam gerakan anti-Islam di Eropa. Walaupun bukan orang Jerman pertama yang menyerang Islam, ia merupakan politikus penting pertama yang menyerang secara terbuka.

Wilders
Apakah Sarrazin, dengan ajaran anti-Islamnya, bisa dibilang kembaran Geert Wilders? Pernyataannya mengenai islam memang persis Wilders, namun Wilders tak pernah menyinggung soal genetika. Sarrazin sendiri mengambil jarak dari Wilders.

"Sama seperti sebagian besar orang Belanda yang berotak, saya sangat menyayangkan perkembangan di negara kincir angin itu. Harusnya partai-partai besar di Belanda menyelesaikan masalah ini tepat waktu, sehingga keresahan Belanda tak perlu terlihat dalam hasil pemilu. Menurut saya, tendensi partai-partai kanan nasionalis-lah yang paling bahaya."

Walaupun tak mau mengakui, jelas sosok Sarrazin adalah Wilders nya Jerman. (za/rnw)


latestnews

View Full Version