PARIS (voa-islam.com): Pada pekan ini, 22 outlet jaringan waralaba makanan cepat saji populer Prancis Quick menyediakan burger yang disebutkan telah menghormati hukum Islam atau halal. Dan sementara banyak Muslim yang senang, Masjid Paris mengeluh pada hari Kamis bahwa kriteria burger dari Quick tidaklah cukup halal.
Daging dari restoran Quick memang sudah bersertifikat halal, tapi Sheikh Al Sid Sheikh, asisten rektor Masjid Paris, mengatakan bahwa jaringan burger itu juga harus memiliki bahan-bahan lainnya yang harus diperiksa kehalalannya, dari mustard untuk roti hingga kentang goreng.
"Sisanya harus divalidasi juga, atau yang lain tidak ada gunanya," katanya kepada The Associated Press. Quick menyatakan bahwa mereka tidak berniat membuat salah satu restoran yang halal cepat saji - bir masih dijual di sana, misalnya, kata juru bicara Valerie Raynal.
Perancis adalah negara yang terobsesi dengan sekularisme, perusahaan-perusahaan masih ragu untuk menjangkau penduduk Muslim Perancis, yang diperkirakan berjumlah 5 juta, dan merupakan yang terbesar di Eropa.
Quick adalah jaringan burger terbesar ke 2 di Perancis setelah McDonald's, merupakan kelompok terbaru untuk memasuki pasar Prancis dalam memperluas makanan halal, yang diperkirakan beromset 5.5 miliar euro ($ 7 milyar) dalam penjualan tahunan, menurut sebuah studi oleh agen pemasaran Perancis Solis.
Di luar obrolan politik, reaksi Masjid Paris menyoroti pertentangan diantara Muslim Perancis mengenai makanan yang benar-benar halal, yang telah memenuhi syarat untuk diputuskan halal, dan apakah badan-badan sertifikasi cukup ketat dalam memastikan bahwa hewan telah disembelih dengan benar.
Daging halal harus berasal dari hewan yang telah dibunuh dengan dipotong urat nadinya. Kepala hewan ini harus menunjuk ke arah Mekah, dan dibacakan nama Allah.
Fateh Kimouche, pendiri situs konsumen Muslim Prancis Al-Kanz, mengatakan sebagian besar dari 40-50 outlet di Prancis yang menyediakan sertifikasi halal tidaklah cukup ketat dan tidak memiliki pemeriksa sendiri untuk memastikan bahwa hukum Islam benar dilaksanakan dalam proses itu.
Dia mengatakan, situasi ini skandal, ia menyebutnya "halal-gate."
"Hingga 90 persen daging yang ditandai 'halal' adalah tidak benar-benar halal, dan ada nama-nama besar dalam industri Perancis yang mereka dalam masalah ini," katanya. (za/AP)