AL-QUDS (voa-islam.com): Sheikh Dr Ali Sawaid dan istrinya, seorang daiyah Iman Kanjo melaporkan keluhannya di kantor polisi Zionis "Zebulon" terhadap seorang warga Yahudi asal Rusia yang menyerang salah satu anggota keluarganya saat berada dalam perjalanan rekreasi di taman "Nesher" dekat Haifa.
Daiyah Kanjo mengatakan: "Kami pada hari Sabtu hari kedua Idul Fitri menghabiskan waktu relaksasi di semak-semak taman Nesher dekat Haifa, tiba-tiba datanglah seorang Yahudi dari etnis Rusia berumur sekitar lima puluhan yang mencoba untuk menarik cadar saya atau mungkin ingin menyerang saya secara fisik".
Dia menambahkan: "Saya belum memastikan motifnya dan yang terjadi adalah ketika itu saya dan suami saya sedang duduk di bangku di sebuah taman yang besar dan tiba-tiba aku melihat seorang pria datang ke arahku dan duduk di sampingku terpaku padaku dan meletakkan tangannya di belakang punggung saya, saya bangkit dari tempat saya ketakutan".
Kanjo melanjutkan: "Orang tadi berkata kepada kami: (Saya bukan orang Israel atau Yahudi masuklah kalian ke neraka Jahanam), saya menjawabnya "Anda yang masuk neraka", katanya: (pertama kali aku melihat pemandangan seperti ini pergilah ke neraka), dan tentu saja saya jawab dia, dan dia mulai mengikuti saya dari satu tempat ke tempat lain".
Dia melanjutkan: "Saya tanya suami saya, Abu Anas: Apakah Anda ingin melakukan sesuatu? Apakah Anda ingin melakukan penyidikan? Dia tidak menjawab tetapi terjadi perkelahian tangan kemudian putriku yang sulung menghubungi polisi, yang datang dan melakukan interogasi terhadapnya namun dia dan polisi keluar mendatangi kami dan polisi ingin mengakhiri kasusnya, di mana mereka mengatakan kepada kami: "tidak terjadi pembunuhan mari kita berdamai saja".
Syekh Ali menjawab: "Apakah kalian menunggu terjadinya pembunuhan?".
Jaringan "Palestina sekarang" mengatakan bahwa orang itu kemudian dibawa ke kantor polisi Zionis, tetapi keluarga Muslim tersebut ketika memutuskan untuk pulang ke rumah ternyata orang tadi kembali lagi ke lokasi kejadian setelah satu jam polisi membebaskannya".
Daiyah Kanjo mengatakan: "Yang mengejutkan kami adalah polisi Israel membebaskannya dan dia kembali ke tempat itu, oleh karena itu kami memutuskan untuk menyelesaikan keluhan tersebut ke tingkat pengadilan tertinggi berapapun biayanya karena kami tidak lemah dan berada dipihak yang benar, dan kita tidak boleh menyerah untuk mengambil hak kita dan itulah yang kami lakukan, kami menyelesaikan perjalanan kami dengan anak-anak dan kami memutuskan kapan mengakhiri perjalanan ini dan ini tidak dimaafkan".
(ar/islammemo)