MADRID (voa-islam.com): Pemilik klub malam yang memicu kontroversi di Spanyol karena memilih nama "Mekah" mengumumkan keinginannya untuk mengubah nama ini dalam beberapa hari mendatang dan mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari asosiasi Islam di provinsi Murcia di pantai selatan, menurut yang dikutip koran Spanyol La birdad.
Keputusan sebelumnya untuk membuka kembali klub malam - yang dirancang dalam bentuk sebuah masjid di kota Aguilas - memicu kebencian di kalangan umat Islam di Spanyol yang mereka nilai provokatif terhadap perasaan.
Menurut pemilik diskotik, label hanya merupakan inisiatif komersial tidak lebih, mereka menekankan bahwa klub tersebut membawa nama yang sama sejak didirikan dua puluh tahun yang lalu.
Tetapi anggota masyarakat Arab dan Muslim di kota ini - resor wisata - tidak menerima argumen ini dan menganggap langkah pembukaannya kembali sebagai provokasi nyata terhadap perasaan umat Islam dan tempat suci mereka, dan pukulan terhadap prinsip koeksistensi dan dialog antar budaya diambil oleh Spanyol.
Dalam konteksnya, anggota masyarakat Muslim mengungkapkan buruknya sikap lembaga-lembaga Islam dan tindakan mereka terhadap kasus ini, kata Abdullah Audah - seorang dokter Palestina di Aguilas - kepada Al-Jazeera bahwa setiap lembaga Islam bekerja dengan cara dan metode yang berbeda dari yang lain.
Tapi, meskipun demikian situasi ini tidak mencegah beberapa perwakilan dari komunitas Muslim di Spanyol untuk mencari langkah hukum untuk membawa kasus ini ke pengadilan.
Beberapa ahli percaya bahwa pilihan ini mendatangkan kegagalan, mengingat tabiat sekulerisme negara Spanyol, dan beberapa item dari Konstitusi Spanyol yang tidak menilai pemilihan nama ini sebagai pelanggaran hak beragama.
Dan asumsi ini ditambah lagi pertimbangan sosial dan bahasa lain, dimana Antonio Garcia Petit - seorang pengacara ahli dalam urusan Islam - mengisyaratkan kepada Al-Jazeera pentingnya memperhitungkan bahwa penggunaan sehari-hari bahasa Spanyol kata "Mekah" ketika membicarakan tentang "Makat bioskop dan jazz, maka kata Makat bioskop misalnya adalah Hollywood dan selalu dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu peristiwa penting dan indah".
Para pengamat khawatir bahwa hal ini bisa memukul suasana koeksistensi antara Muslim dan seluruh unsur masyarakat Spanyol.
(ar/aljazeera)