View Full Version
Senin, 20 Sep 2010

Sheikh Al-Maqdisi Amir Salafi Jihadi Jordania Kembali Ditangkap

AMMAN (vos-islam.com): Badan Intelijen Yordania sampai hari ketiga ini masih menahan pengasuh Gerakan Salafi JIhadi di Yordania, Issam Barqawi, alias "Abu Muhammad Al-Maqdisi" yang penangkapannya yang baru memainkan episode lain dari sejarah panjang penangkapan di penjara-penjara Yordania.

Dari tahun 1994 sampai hari ini Al-Maqdisi menghabiskan waktu lebih dari sepuluh tahun, berpindah-pindah dari penjara keamanan publik ke penjara Intelijen Umum Yordania.

Ketika itu penangkapan awal dari Al-Maqdisi karena kasus yang disebut "Bai'ah kepada imam", bersama Abu Musab al-Zarqawi, di mana keduanya dihukum 15 tahun penjara yang dihabiskan selama lima tahun dan kemudian para terdakwa dilepaskan dalam kasus tersebut dibebaskan dengan pengampunan kerajaan pada tahun 1999 pada awal pemerintahan Raja Abdullah II.

Sejak tahun 2000, Al-Maqdisi kembali ditangkap beberapa kali, salah satunya pada tahun 2005 setelah melakukan wawancara dengan Al-Jazeera.

Orang-orang terdekat Al-Maqdisi menekankan kepada Al-Maqdisi bahwa selalu berkunjung ke Departemen Intelijen Yordania memanggilnya secara teratur, di samping beliau terus diikuti oleh mobil milik dinas keamanan.

Tahanan rumah:

Menurut Wakil pembela Al-Maqdisik, pengacara Majid Liftawi bahwa pengasuh Gerakan Salafi Jihadi hidup "seperti dalam kondisi tahanan rumah".

Liftawi mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa Al-Maqdisi sangat berhati-hati untuk tidak keluar dari rumahnya kecuali benar-benar diperlukan "mengingat selalu diikuti oleh pihak aparat keamanan ke mana pun ia pergi, karena dia pernah ditangkap suatu saat dia pergi untuk sholat selama tiga hari setelah seorang polisi lalu lintas mengadu bahwa dia telah mengumpatnya".

Dia menambahkan bahwa Al-Maqdisi "dipanggil pada hari Jumat lalu ke Kantor Departemen Intelijen dan ini perkara rutin yang dilakukannya, tapi sampai sekarang belum pulang, dan kami tidak tahu apakah akan keluar dalam beberapa hari ini seperti yang terjadi sebelumnya, atau dia akan dikenai tuduhan dan disidang".

Liftawi mengisyaratkan bahwa pihak keamanan telah menyulitkan Al-Maqdisi untuk tidak meninggalkan rumahnya sepanjang bulan Ramadan sampai kasusnya diselesaikan secara keseluruhan setelah akhir bulan, dan dia berkata, "Kami telah menunggu akhir tahanan rumah Al-Maqdisi di rumahnya lalu datanglah penahanan ini".

Pemerintah Yordania tetap bungkam sejak tersebarnya berita penangkapan Al-Maqdisi pada hari Sabtu sore, dan jarang memberi komentar atas penangkapan-penangkapan yang dilakukan oleh Departemen Intelijen Umum.

Penangkapan bersamaan:

Penangkapan Al-Maqdisi bersamaan dengan penangkapan sejumlah pemuda dari penganut pemikiran Salafi Jihadi minggu lalu di kota Salt, di mana sumber Al-Jazeera mengungkapkan adanya penangkapan terhadap Sulaiman Al-Syamali, Raid Sharawnia dan Bilal Al-Thumuni.

Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa pasukan keamanan memutuskan untuk melepaskan Ma'mun 'Atheyat dan Ibrahim Khreisat dan Muadz Al-Thumuni dengan jaminan setelah ditangkap pekan lalu.

Pengacara Al-Maqdisi dan sumber-sumber kota Salt tidak menghubungkan antara penangkapan-penangkapan ini dengan penahanan pengasuh gerakan Salafi JIhadi sejak Jumat lalu.

Kesepakatan:

Menurut pakar dalam urusan kelompok Salafi Jihadi, Hasan Abu Haniya, bahwa penahanan Al-Maqdisi "mungkin tidak berlangsung lama mengingat adanya perjanjian implisit secara tidak ditulis antara Al-Maqdisi dengan pihak keamanan".

Abu Haniyeh mengungkapkan kepada Al-Jazeera bahwa perjanjian didasarkan pada tinggalnya Al-Maqdisi di luar penjara dengan konsekuensi tidak membuat pernyataan ke media atau berbicara di masjid-masjid dan tempat-tempat umum.

Dia menambahkan bahwa pihak keamanan percaya bahwa Al-Maqdisi sebagai pengasuh dakwah dalam gerakan Salafi-Jihadi dan menjauhkan diri dari manhaj ditempuh Al-Zarqawi, dan menganggap bahwa kehadirannya diperlukan untuk mengontrol ratusan pengikut Salafi Jihadi di Yordania untuk menjaga keamanan dalam negeri, meskipun ketakutannya terhadap tabiat gagasan jihadnya.

Dalam pandangan Abu Haniya, pihak berwenang mencoba untuk menekan Al-Maqdisi supaya melakukan penyadaran dalam gerakan Salafi Jihadi, tapi dia menolaknya yang keras, yang menyebabkan ketegangan antara dirinya dengan pihak keamanan dari waktu ke waktu lain.

Dia menambahkan bahwa "mayoritas pengikut Salafi Jihadis di Yordania berkumpul diskitar Al-Maqdisi dan percaya bahwa manhajnya tersebut adalah yang paling mewakili pemikiran mereka, adapun mayoritas yang meyakini manhaj Al-Zarqawi maka mereka tersingkir ke luar negeri".

Kesimpulannya, Abu Haniyeh mengatakan bahwa meskipun pihak keamanan mengurangi konfrontasi bersenjata dengan pengikut pemikiran Salafi Jihadi setelah keyakinan mereka untuk tidak melakukan tindakan bersenjata di Yordania, namun pihak keamanan ini berusaha lebih menekan untuk melemahkan kekuatan sekitar ratusan bahkan mungkin ribuan orang muda yang menganggap bahwa "Al-Maqdisi sebagai rujukan mereka".

(ar/aljazeera)


latestnews

View Full Version