Srinagar (Voa-Islam.com) - Presiden Hurriyat (Gerakan Pembebasan Kashmir), Mirwaiz Umar Farooq pada hari Senin (04/10) menyatakan kecaman dan kejengkelannya atas kebungkaman Masyarakat internasional khususnya Amerika Serikat atas pembunuhan 110 warga sipil Muslim oleh tentara dan polisi India selama empat bulan terakhir di Lembah Kashmir.
Mirwaiz membuat pernyataan dalam interaksi dengan dua pejabat Kedutaan Besar AS di New Delhi yang terdiri dari Pushpinder Dhillion dan Kailash Jha yang saat ini berada di Lembah Kashmir untuk menilai situasi.
"Kami jengkel atas kebungkaman masyarakat internasional terutama Amerika Serikat atas pembunuhan 110 warga sipil Muslim oleh tentara dan polisi India sejak 11 Juni lalu. Warga Kashmir telah dikurung di rumah-rumah mereka dengan pengenaan jam malam terus-menerus dan pelarangan lain. Para prajurit telah memukuli orang-orang dan menggeledah rumah mereka tanpa provokasi apapun dari masyarakat, "kata Mirwaiz kapada pejabat yang berkunjung.
Dia mengatakan ribuan pemuda termasuk pemimpin dan aktivis pro-kemerdekaan telah ditangkap selama kerusuhan berlangsung dan ditahan di penjara-penjara dan Kantor-kantor Polisi yang berbeda. "Polisi dan tentara secara khusus menargetkan para pemuda. Bahkan pemimpin pro-kebebasan telah ditahan di bawah tahanan rumah. Jammu dan Kashmir telah berubah menjadi Negara Polisi dan tidak ada penghormatan terhadap hak asasi manusia, "kata Mirwaiz.
..Saya ingin menegaskan bahwa warga Kashmir tidak memberikan pengorbanan untuk pekerjaan atau uang, tetapi hak untuk menentukan nasib sendiri, "katanya.
Mirwaiz mengatakan orang Kashmir telah berjuang secara damai untuk hak asasi menentukan nasib mereka sendiri yang dijamin oleh PBB. "Tapi India telah menggunakan kebijakan penekan dan kekuatan militer untuk menghancurkan tekad mereka. Warga Kashmir termasuk orang tua, wanita dan anak-anak telah turun ke jalan untuk menuntut hak untuk hidup dengan bermartabat, "kata Mirwaiz.
Mirwaiz menyatakan bahwa Kashmir bukan sengketa perbatasan, tapi masalah kemanusiaan. "Untuk menipu masyarakat internasional, India telah memproyeksikan sengketa tersebut sebagai masalah ekonomi dan pengangguran. Alih-alih menyikapi aspirasi Kashmir, mereka malah mengumumkan paket ekonomi. Saya ingin menegaskan bahwa warga Kashmir tidak memberikan pengorbanan untuk pekerjaan atau uang, tetapi hak untuk menentukan nasib sendiri, "katanya.
Mirwaiz menekankan perlunya resolusi sengketa jangka panjang. "Sengketa ini harus diselesaikan oleh India, Pakistan dan perwakilan Kashmir sesuai dengan aspirasi rakyat Jammu & Kashmir. Jika sengketa Kashmir dibiarkan, dapat memiliki konsekuensi serius, "katanya kepada para pejabat itu.
Sumber-sumber mengatakan meski kedua pejabat Amerika Serikat itu menyatakan keprihatinan mereka atas pembunuhan warga sipil di Lembah itu, namun tetap tidak akan ada perubahan mengenai kebijakan AS atas sengketa Kashmir. (GK)