DEN HAAG (voa-islam.com): Mahkamah Konstitusi Prancis baru saja mengukuhkan larangan burka atau cadar, dimulai 1 Januari 2011. Pemerintah baru Belanda juga akan melarang pakaian muslimah yang menutupi sekujur tubuh.
Seorang wartawati yang mengaku Muslimah asal Mesir yang terkenal kontroversial ikut buka suara mengenai pelarangan ini, seperti dilaporkan dari situs RNW.
Aturan bagus, kata Mona Eltahawy wartawati Mesir yang pekan ini berkunjung ke Belanda. Eltahawy menyebut diri muslimah liberal. Media Arab memandang dia sebagai sosok kontroversial. Mona menulis dalam bahasa Inggris dan Arab tentang kebebasan, penindasan perempuan, pelecehan, sunat perempuan dan korupsi. Ia menerima ancaman pembunuhan. Eltahawy tidak patah semangat.
Buang Burka
Mona Eltahawy berada di Belanda dalam rangka berbicara dalam seminar tentang globalisasi. Ia mengangkat topik: Penguasa atas burka sendiri: feminisme berkah atau karena Islam.
Eltahawy sangat mendukung larangan global terhadap burka dan semua pakaian yang menutupi sekujur tubuh. Bukankah itu bertentangan dengan prinsip-prinsip liberal, kebebasan beragama dan menjamin beribadah agama? Mona, melihatnya lain:
'Ini karena saya seorang muslimah liberal, saya ingin niqab dan burka dilarang. Menurut saya niqab dan burka bertentangan dengan azas liberal. Karena menutupi wajah wanita pada dasarnya sama dengan mendekat kepada Allah dengan menghilangkan perempuan. Saya menentang sepenuhnya pandangan itu, dan saya rasa niqab dan burka tidak ada hubungannya dengan Islam.'
Pendukung Kartun yang Melecehkan Nabi Muhammad
Pandangannya soal burka bukan satu-satunya alasan mengapa Eltahawy di media Arab, yang menerbitkan tulisannya, memandang dia sebagai sosok kontroversial. Alasan lain karena dia mendukung kartunis Denmark yang menggambarkan Nabi Muhammad di koran Denmark.
..Pandangannya soal burka bukan satu-satunya alasan mengapa Eltahawy di media Arab, yang menerbitkan tulisannya, memandang dia sebagai sosok kontroversial. Alasan lain karena dia mendukung kartunis Denmark yang menggambarkan Nabi Muhammad di koran Denmark.
Eltahawy tidak melihat ada aspek penghinaan di kartun. Dia justru sedih dengan korban yang berjatuhan pada aksi-aksi demonstrasi menentang kartun itu di dunia islam sendiri:
'Saya lebih terganggu aksi-aksi kekerasan yang dilakukan beberapa kaum muslim dibanding tersinggung oleh kartun itu sendiri. Karena menurut saya kartun tidak akan merusak Islam dan kartun tidak akan merusak nabi Muhammad. Saya lebih peduli kepada pria dan wanita muslim yang tertib. Dan sayangnya kekerasan dalam merespon kartun itu menewaskan sekitar 20 orang muslim oleh sesama muslim. Itu bagi saya jauh lebih ofensif daripada kartunnya.'
Eskalasi
Kelompok muslim radikal menurut, Eltahawy memanipulasi kalangan moderat, dan mereka juga bertanggung jawab atas ketegangan antara muslim dan non-muslim di Eropa. Ini 'dibantu' oleh gerakan anti-islam atau gerakan populis di beberapa negara Eropa:
'Saya tidak percaya adanya benturan peradaban. Saya percaya ada bentrokan antara sayap kanan dan sebagian dari kami. Dan sayap kanan terdiri dari dua bagian yang Anda bicarakan. Satu bagian adalah sayap kanan politik Eropa diwakili oleh orang-orang seperti Geert Wilders dan politisi sayap kanan lan yang sering xenophobia dan sering mengambil sikap anti islam yang kuat. Sayap kanan lainnya adalah muslim sayap kanan yang diwakili kalangan radikal Islam, yang mengancam dengan kekerasan dan yang berada di belakang serangan teroris di berbagai negara Eropa.'
Menanggapi proses pengadilan Belanda terhadap Geert Wilders, Eltahawy mengatakan yakin akan kebebasan berbicara. Sejauh itu tidak ada seruan menggunakan kekerasan.
Benar-benar seorang wartawati keblinger, orang seperti ini masih mengaku Muslimah, yang ada adalah nyawanya benar-benar akan terancam. (za/rnw)