Darwin (Voa-Islam.com) - Tak terima dirinya diolok-olok dan terus-menerus disuruh untuk melepaskan jilbab yang ia pakai oleh seorang bocah laki-laki, seorang gadis muslimah cilik yang marah akhirnya menurunkan celana bocah lelaki tersebut dihadapan siswa lain yang berada didalam bus sekolah, untuk memberinya pelajaran.
Namun tindakan pembelaan diri yang berani dari Muslimah cilik berusia enam tahun tersebut dianggap sebagai tindak "kekerasan dan pelecehan," sehingga perusahan bus yang menyediakan jasa bagi anak-anak sekolah tempat ia belajar melarangnya menggunakan bus mereka selama beberapa hari.
Perusahaan Buslink Darwin mengirimkan surat kepada Middle Point School di Fogg Dam menyatakan bahwa siswa kelas satu Iran Ghavami tidak akan diizinkan untuk melakukan perjalanan menggunakan bus sekolah selama sepuluh hari karena "melakukan tindak kekerasan dan pelecehan terhadap penumpang lain".
Ayahnya Karim Ghavami, seorang Muslim dan ibunya Lorraine Gerassimopoulos yang non-Muslim sangat terkejut ketika mereka mengeluarkan surat itu dari tas sekolah anak sulung mereka Jumat lalu.
"Dia hanya gadis berusia enam tahun, hukuman itu sedikit agak keras," kata Lorraine Gerassimopoulos, ibunya, kepada Northern Territory News.
"Kami lebih suka peringatan sehingga kami bisa duduk dan berbicara tentang insiden ini tetapi mereka menghentikannya dari pergi ke sekolah," katanya lagi.
Tapi Menejer layanan taransportasi Buslink Aaron Blasch membela larangan tersebut, mengatakan perusahaan itu hanya mengikuti Kode Etik Wilayah untuk Perjalanan Bus Sekolah.
..olok-olokan bocah lelaki tersebut di atas bus "membuat saya sedih dan marah pada saat yang sama," dan mendorongnya untuk membalas dendam..
Blasch mengatakan karena ia hanya gadis cilik berusia enam tahun mereka mengurangi larangan dari 10 menjadi lima hari.
Direktur Eksekutif Departemen Pendidikan Arnhem, Palmerston dan Rural Region Vicki Baylis juga membela tindakan perusahaan bus tersebut dan mengatakan Buslink punya hak untuk melarang gadis itu.
"Sebagaimana surat nasehat Buslink, ada Kode Etik untuk Perjalanan Bus Sekolah dan keputusan perusahaan didasarkan pada kode itu," kata Baylis.
Larangan itu berarti Iran harus tinggal di rumah minggu ini karena orangtuanya tidak dapat mengantarnya ke sekolah yang jaaknya 60km dari rumah mereka di Marrakai.
Karim Ghavami, seorang imigran Iran, bekerja malam sebagai sopir taksi dan mereka hanya memiliki satu mobil.
Tindakan Iran terjadi Rabu (20/21) kemarin di bus sekolah sore ke Marrakai, 48km dari tenggara Humpty Doo. Blasch tidak mengatakan apakah anak lelaki yang mengejek Iran juga telah dilarang menggunakan bus tersebut.
"Kalau ada kasus kekerasan lain maka mereka akan ditangani," katanya.
Iran mengatakan anak lelaki itu sering menyiksanya karena mengenakan jilbab.
Dia mengatakan olok-olokan bocah lelaki tersebut di atas bus "membuat saya sedih dan marah pada saat yang sama," dan mendorongnya untuk membalas dendam. (ntnews)