SANAA (voa-islam.com): Seorang wartawan Yaman yang merupakan pengamat ahli gerakan Al Qoidah dibawa ke pengadilan karena dituduh berhubungan dengan kelompok militan global tersebut, tuduhannya termasuk membantu publikasi pandangan syaikh Anwar al Awlaki.
Persidangan Abdullah Shai dimulai Selasa kemarin dalam sebuah persidangan tertutup dengan keamanan khusus yang tanpa dihadiri pengacara terdakwa, dikabarkan para pengacara Yaman memboikot pengadilan ilegal tersebut.
Shai pernah mewawancara ulama syaikh Anwar al Awlaki yang telah dikait-kaitkan dengan upaya pemboman pesawat tujuan Detroit pada Natal 2009 lalu, wawancara Shai dengan Anwar al Awlaki diterbitkan Al Jazeera pada awal tahun ini.
Jaksa menuduh Shai "menjadi anggota aktif Al Qoidah, termasuk bertindak sebagai sekretaris media untuk ulama Anwar al Awlaki dan bekerja untuk menarik sejumlah orang asing untuk bergabung dengan Al Qoidah." Tim pembela Shai menyangkal semua tuduhan itu.
"Semuanya Shai lakukan sebagai bagian dari pekerjaan jurnalisnya dalam mencari informasi, meskipun informasi tersebut disukai pemerintah atau tidak," kata Muhammad Allawo dari Organisasi Nasional untuk pembelaan Hak dan Kebebasan.
Wartawan Abdullah Shai telah dimunculkan di berbagai media internasional dan dituliskan sebagai ahli Al Qoidah dan sering digambarkan memiliki hubungan erat dengan anggota kelompok Al Qoidah.
"Tidak ada tuduhan yang nyata, karena tidak ada kasus pengadilan terhadap Anwar al Awlaki di pengadilan Yaman, dan tidak ada aturan melakukan tindakan kriminal jika seseorang melakukan kontak dengan Anwar al Awlaki," kata Allawo.
Departemen Keuangan Amerika telah mem-blacklist Awlaki sebagai "spesialis perancang terorisme global", aset-aset Awlaki di Amerika telah dibekukan dibawah yuridikasi Amerika Serikat.
Awal tahun ini, Amerika memberikan kewenangan kepada CIA untuk menangkap atau membunuh Awlaki yang juga dikaitkan dengan insiden penembakan di markas Fort Hood Texas yang menewaskan 13 tentara tahun lalu.
Yaman, negara tetangga eksportir minyak Arab Saudi telah berada di bawah tekanan internasional untuk meredam kebangkitan sayap regional Al Qoidah yang berbasis di negara itu.
Pada Juli lalu, wartawan Abdullah Shai di culik dari jalanan Sanaa oleh agen polisi yang menyamar, ia kemudian diinterogasi tentang Al Qoidah, lalu ia ditahan. Ia ditangkap dan dipenjarakan pada 16 Agustus.
Bulan lalu, Komite untuk Perlindungan Wartawan meminta Yaman untuk melepaskan Abdullah Shai, mereka mengkritik negara itu bahwa itu adalah tindakan kekerasan terhadap media.
Jangan-jangan hal seperti ini nanti bisa terjadi kepada media-media Indonesia, apalagi media Islam.(za/reuters)