Beirut, Libanon (Voa-Islam.com) - Ambulan-ambulan Bulan Sabit Merah Iran telah digunakan untuk menyelundupkan senjata bagi kelompok militan Syiah Libanon, Hizbullah, selama perang tahun 2006 dengan Israel, menurut memo diplomatik Amerika yang bocor, yang mengatakan "IRC melayani pengiriman pasokan medis juga untuk memfasilitasi pengiriman senjata." Menurut salah satu dokumen, seseorang yang namanya tidak dipublikasikan "telah melihat rudal untuk pesawat diperuntukkan bagi Libanon ketika mengirimkan pasokan medis kedalam pesawat." Pesawat tersebut diduga "setengah penuh" dengan senjata sebelum dimuat beberapa perlengkapan medis, menurut memo itu.
Militan Hizbullah dan Israel berperang selama 34 hari hingga menewaskan 1.200 warga Libanon dan 160 warga Israel.
Lebih dari 250.000 dokumen rahasia Departemen Luar Negeri dirilis hari Ahad (28/11) oleh situs online WikiLeaks.
Seorang juru bicara Hizbullah menolak berkomentar, mengatakan ia belum membaca dokumen tersebut.
Iran, yang memiliki hubungan dengan Hizbullah hampir 30 tahun, diduga mendanai kelompok militan tersebut dengan mengirimkan jutaan dolar setahun, dan diduga pemasok sebagian besar senjata.
Paul Conneally, juru bicara Federasi Internasional Palang Merah (IFRC) dan Lembaga Bulan Sabit Merah mengatakan, badan yang berpusat di Jenewa itu menanggapi tuduhan terhadap salah satu anggotanya dengan sangat serius.
"Tentu saja kami akan membicarakannya dengan Bulan Sabit Merah Iran, tapi untuk saat ini sepengethuan kami yang mereka tuduhankan belum dibuktikan kebenarannya dan berdasarkan sumber yang tidak bernama," kata Conneally kepada The Associated Press.
Conneally mengatakan Bulan Sabit Merah Iran telah dihubungi oleh surat kabar Guardian Inggris menjelang penerbitan memo itu. "Mereka membantah habis-habisan tuduhan tersebut," katanya.
..menurut memo diplomatik Amerika yang bocor, yang mengatakan "IRC melayani pengiriman pasokan medis juga untuk memfasilitasi pengiriman senjata..
IFRC, yang mewakili 186 lembaga nasional dan merupakan lembaga yang terpisah dari Komite Internasional Palang Merah (ICRC), sangat bergantung pada statusnya sebagai organisasi netral.
"Kami punya aturan yang sangat ketat dan peraturan tentang penggunaan lambang kita," kata Conneally. "Ini adalah integritas dari penggunaan lambang yang kita bergantung padanya untuk akses ke situasi kemanusiaan di seluruh dunia." Conneally mengatakan IFRC sebelumnya tidak pernah dihubungi oleh pejabat AS sebelum memo itu bocor. "Itu paling pasti berita kepada kami.".
Selama sebulan konflik di Lebanon, Hizbullah menembakkan hampir 4.000 roket ke Israel utara, termasuk rudal jarak menengah yang beberapa, untuk pertama kalinya menghantam kota terbesar ketiga Israel, Haifa. Persenjataan Israel, termasuk pesawat tempur, menghancurkan daerah di Lebanon selatan dan timur dan markas Hizbullah di Dahiyeh, Beirut selatan.
The New York Times, yang bersama dengan beberapa media Eropa diberikan akses terdahulu ke dokumen tersebut, melaporkan bahwa mereka menggambarkan kegagalan Amerika Serikat untuk mencegah Suriah dari memasok senjata kepada Hizbullah.
Dikatakan seminggu setelah Presiden Suriah Bashar Assad menjanjikan seorang pejabat Departemen Luar Negeri atas bahwa ia tidak akan mengirim senjata baru untuk Hizbullah, Amerika Serikat mengeluh bahwa mereka memiliki informasi Suriah telah menyediakan senjata yang semakin canggih untuk kelompok militan tersebut.
Suriah, seperti Iran, adalah salah satu pendukung terkuat Hizbullah dan banyak senjata kelompok militan itu dilaporkan diselundupkan melalui perbatasan sepanjang Suriah. Damaskus juga merupakan sekutu terdekat Iran di dunia Arab. (aa/an)