KABUL (voa-islam.com): Dalam KTT di Lisbon, NATO menyatakan pejabatnya masih sibuk merencanakan beberapa tahun lagi pendudukan di Afghanistan.
Dan setelah hampir satu dekade pendudukan militer, sebuah survey baru dari Dewan Keamanan Internasional dan Pembangungan (ICOS: International Council on Security and Development) menunjukkan bahwa 92 persen pria Afghanistan yang di survei ternyata belum pernah mendengar insiden 9/11 (WTC Amerika), yang hingga kini dijadikan alasan bagi Amerika untuk melakukan konflik di Afghanistan.
"Kurangnya kesadaran tentang mengapa kita (NATO) ada disana telah memberikan kontribusi negatif yang tinggi terhadap operasi militer NATO," jelas Presiden ICOS Norine McDonald.
Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan dukungan mayoritas di Afghanistan selatan untuk memisahkan diri dan membuat sebuah Pasthunistan independen (wilayahnya berpotensi hingga daerah kesukuan di Pakistan), jajak pendapat tersebut juga menunjukkan bahwa 40 persen penduduk percaya bahwa NATO menduduki Afghansitan sebagai bagian dan tujuan untuk menghancurkan Islam.
Laporan dari ICOS tersebut menekankan pentingnya komunikasi pasukan Barat dengan penduduk Afghanistan, namun tampaknya upaya-upaya tersebut akan dikerdilkan oleh pendudukan militer yang efeknya merugikan pada opini publik.
McDonald mendesak NATO untuk memperjelas mengapa masa depan penduduk Afghanistan adalah "lebih baik dengan kami dibandingkan dengan Taliban," tetapi baru-baru ini komentar NATO menunjukkan bahwa tidak banyak lagi pejabat NATO yang mau berurusan dengan ini lagi (konflik Afghanistan), ini membuka pertanyaan mengenai bagaimana nasib Afghanistan selanjutnya. (za/News AW)