View Full Version
Senin, 22 Nov 2010

Negara-negara Barat Pendukung Terorisme Terbesar di Dunia

TEHERAN (voa-islam.com) – Dengan dalih memerangi terorisme, negara-negara Barat melancarkan serangan di sejumlah negara. Padahal negara-negara Barat itulah pendukung terbesar terorisme di dunia.

"Negara-negara Barat menyerang negara-negara regional dengan dalih memerangi terorisme, sementara negara-negara Barat merupakan pendukung terbesar terorisme di dunia," ujar Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi seperti diberitakan jaringan berita Iran, Press TV, Senin (22/11/2010).

Vahidi secara khusus menyorot NATO yang menurutnya bertujuan menghalangi perluasan Islam. "Tujuan utama serangan militer NATO di Irak dan Afghanistan adalah untuk menghalangi perluasan Islam dan pengaruh Revolusi Islam," cetus Vahidi.

"Namun setelah hampir 10 tahun, satu-satunya pencapaian mereka adalah bahwa 1,5 juta orang tewas di Irak dan 1 juta orang tewas di Afghanistan," katanya lagi.

Dicetuskan Vahidi, kekuatan militer NATO dan anggota-anggotanya saat ini menurun. Menurut Vahidi, kekuatan militer "negara-negara sombong itu" didasarkan pada kepentingan ekonomi dan material. Dan karena krisis ekonomi yang berlangsung di negara-negara Barat, kekuatan mereka juga menurun.

"Karena status quo itu, arogansi global menjadi frustrasi dan mencoba menimbulkan hasutan di negara-negara lain, khususnya negara-negara muslim Timur Tengah," tutur Vahidi.

Petinggi Iran itu menyinggung soal kesepakatan penjualan senjata senilai US$ 123 miliar antara AS dan sejumlah negara muslim di Timur Tengah. Menurutnya, kesepakatan itu untuk menjamin kepentingan pabrik-pabrik pembuat senjata AS dan untuk menciptakan ketidakamanan di Timur Tengah.

Pemerintah AS telah melakukan kesepakatan penjualan senjata dengan empat negara Teluk Persia, yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UAE), Oman dan Kuwait. Kesepakatan dengan nilai kontrak terbesar adalah dengan Saudi yang mencapai sekitar US$ 67 miliar. Selanjutnya, UAE, Oman dan Kuwait telah menandatangani kontrak senilai US$ 55,88 miliar untuk membeli persenjataan AS. [silum/dtk]


latestnews

View Full Version