ISLAMABAD (voa-islam.com): Seorang ulama Muslim Pakistan menawarkan hadiah hampir 6 ribu dolar untuk kepala wanita Kristen Pakistan yang menghadapi hukuman mati, setelah divonis karena menghujat Nabi Muhammad, menurut beberapa sumber resmi Pakistan, sebelumnya dilaporkan bahwa Presiden Asif Ali Zardari akan segera mengeluarkan grasi presiden untuknya.
Seorang ulama Maulana Yousuf Qureshi, di kota Peshawar di barat laut Pakistan, mengutuk setiap usaha Zardari untuk mengampuni Asia Bibi atau membebaskannya, mengancam jutaan pengikutnya akan turun ke jalan untuk mengecam keputusan tersebut.
Qureshi mengatakan dalam sebuah pidato di depan kerumunan masa: "Saya akan membayar 500 ribu rupee kepada pengikut setia Muhammad SAW yang bersedia memenggal kepala Bibi Asia, perlu diketahui bahwa jumlah tersebut setara dengan $5800 yaitu enam kali gaji tahunan rata-rata di Pakistan.
Sebelumnya sebuah pengadilan Pakistan pada awal November lalu,telah menjatuhkan vonis mati atas Bibi, setelah terbukti menghina Nabi Muhammad dan meragukan Al-Qur'an ketika sedang bekerja dengan sejumlah wanita Muslim di ladang sebuah desa dekat kota Lahore negara bagian Punjab Pakistan tengah.
Dan selanjutnya, kata seorang pejabat senior pemerintah Pakistan yang mengatakan kepada CNN akhir bulan lalu bahwa Presiden Pakistan akan mengeluarkan segera grasi presiden untuk Bibi.
Gubernur negara bagian Punjab, Salman Taser, mengatakan bahwa Presiden Zardari menjelaskan bahwa Bibi tidak akan eksekusi sesuai dengan undang-undang pidana penghinaan kepada Islam dan Nabi Muhammad SAW.
Sebelumnya Bibi telah menandatangani petisi untuk meminta "grasi presiden", dan diserahkan kepada Gubernur Punjab, ketika mengunjunginya dalam penjara yang menahannya selama hampir 15 bulan, dan menekankan bahwa ia akan mengirim permohonan tersebut kepada Presiden Zardari.
Sebelumnya Paus Benediktus XVI, telah campur tangan dalam kasusnya secara pribadi, dimana dia meminta pihak berwenang Pakistan untuk berusaha membebaskannya.
Kaum Kristiani mewakili minoritas kecil di Pakistan, dengan penganut hampir dua juta orang, yakni sedikit lebih dari 1 persen dari 170 juta penduduk negara tersebut, menurut statistik pemerintah.
(ar/islammemo)