View Full Version
Kamis, 30 Dec 2010

Hizbut Tahrir Mendorong Perlawanan Dengan Senjata

DENMARK (voa-islam.com) - Organisasi Islam Hizbut Tahrir akan mendorong perlawanan bersenjata terhadap tentara Skandinavia pada pertemuan debat tentang perang di Afghanistan pada bulan Januari.

Undangan rapat di Perpustakaan Kerajaan di Kopenhagen menunjukkan foto-foto peti mati tentara Skandinavia seperti Denmark, Swedia dan Norwegia di peta Afghanistan.

Menurut undangan tersebut, perdebatan akan "fokus pada tugas perlawanan bersenjata bagi Muslim di Afghanistan dan negara-negara sekitarnya. Kita melihat bentuk perlawanan ini sebagai sepenuhnya sah. Dalam konteks ini, upaya pihak berwenang untuk menangkap dan mengintimidasi semua lawan perang juga akan disorot ".

Chadi Freigeh, juru bicara organisasi Hizb ut-Tahrir cabang Skandinavia, mengatakan ia tidak menganggap pesan itu menyerang.

"Kalau ada orang yang harus disalahkan bagi para prajurit Denmark yang mati sia-sia dalam perang ini, itu adalah politisi Denmark yang telah berhati beku dengan mengutus mereka pada misi yang hanya melayani kepentingan strategis Amerika di kawasan ini," kata Freigeh keparda penyiaran publik DR.

..perdebatan akan "fokus pada tugas perlawanan bersenjata bagi Muslim di Afghanistan dan negara-negara sekitarnya. Kita melihat bentuk perlawanan ini sebagai sepenuhnya sah..

Hizbut Tahrir memiliki reputasi karena mendesak anggotanya untuk menggulingkan pemerintah mereka, dan sebagai gantinya memperkenalkan hukum Syariah agama. Beberapa negara melarang organisasi itu, dan Denmark telah berusaha untuk melakukan hal yang sama.

Perwakilan dari Partai Rakyat Denmark dan Sosial Demokrat mengatakan para pejabat harus terus melihat apakah kelompok ini dapat dianggap ilegal.

"Hizbut Tahrir telah mempermalukan Denmark  terlalu lama untuk hal semacam ini. Sekarang mereka benar-benar bermain kotor, "kata Anggota Parlemen dari Partai Rakyat Denmark Martin Henriksen.

Anggota Parlemen dari partai Sosial Demokrat Karin Hækkerup mengatakan pesan kelompok tersebut dan gambar pada undangan membuatnya merasa "tidak nyaman".

"Tapi selama organisasi tersebut tidak dilarang, kita harus menghormati bahwa itu asosiasi yang diperbolehkan untuk eksis dan berkumpul," kata Hækkerup. (aa/cp)


latestnews

View Full Version