CAUSEWAY BAY (voa-islam.com) – Sesama buruh migran, BMI Hong Kong berunjuk rasa mendesak pemerintah agar memperhatikan BMI Arab yang terlantar di kolong jembatan.
Ratusan BMI Hong Kong melakukan aksi damai di depan KBRI di kota Causeway Bay, Ahad (23/1/2011). Massa gabungan dari puluhan organisasi Islam maupun non Islam tersebut menuntut pemerintah Indonesia agar lebih serius menangani kasus-kasus BMI dan meminta pemerintah agar memberlakukan kontrak mandiri untuk menghindari BMI dari cengkeraman agen liar. Terkait nasib TKI di Arab, BMI menuntut pemerintah agar melakukan tindakan nyata bagi BMI Arab yang terlantar di kolong jembatan.
Aksi damai dimulai pukul 3 sore waktu setempat. Meski sama-sama bekerja negeri orang, BMI Hong Kong relatif tertolong karena peran serta aktif organisasi-organisasi dan yayasan-yayasan buruh migran yang getol memperjuangkan hak BMI. Tanpa ini, nasib BMI Hong Kong tidak akan jauh beda dengan BMI di negara lain.
Nina, salah seorang BMI kepada voa-islam menyatakan sangat bersemangat mengikuti unjuk rasa sebagai bentuk solidaritas sesama BMI.
“Saya di Hong Kong dan mereka yang terlantar di kolong jembatan di Arab adalah sama-sama manusia dan sama-sama menjadi BMI. Sudah sewajarnya saya harus melakukan tindakan, menekan pemerintah untuk memulangkan BMI tersebut,” ujarnya bersemangat. “Kasihan mereka, rakyat itu harusnya dilayani dengan baik, bukan dijadikan sapi perahan yang seenaknya aja dieksploitasi demi mengeruk keuntungan,” tambahnya.
BMI asal Jawa Tengah ini sangat prihatin dengan nasib TKW di Arab. Menurutnya, TKW hanya dijadikan budak untuk mengeruk devisa, sementara nasib dan hak-haknya ditelantarkan.
“Sebenarnya apa sih maunya pemerintah? Mengirim anak bangsa menjadi BMI untuk mengeruk devisa, tapi hak-haknya justru disia-siakan. Kontrak mandiri saja hingga kini masih belum diberlakukan, rakyat terlantar juga didiamkan. Apakah pemerintah masih punya mata dan hati?” kecamnya.
Sementara Ari, seorang menyatakan bergabung dalam aksi solidaritas tersebut untuk menyuarakan hati nurani para BMI kepada pemerintah yang dinilai telah menzalimi para BMI.
....Pemerintah cuma menjadikan kami sebagai tumbal. Devisanya mau tapi kesusahan kami mereka angkat tangan....
“Pemerintah cuma menjadikan kami sebagai tumbal. Devisanya mau tapi kesusahan kami mereka angkat tangan,” katanya berapi-api.
Menurut Ari, perkiraan dana untuk memulangkan dua ratus TKI Arab yang terlantar tersebut hanya butuh dana 7,5 milyar. Jumlah ini tidak sebanding dengan devisa yang masuk ke negara oleh jerih payah TKI.
“Anehnya, pemerintah lepas tangan terhadap masalah ini. KBRI pura-pura buta terhadap nasib rakyatnya sendiri,” protes Ari. “Bangsa kita sudah tidak punya malu. Lihatlah, dunia menyaksikan kekerdilan pemerintah kita yang tidak mampu melindungi rakyatnya yang menjadi BMI. Sangat memalukan, padahal rakyat menjadi BMI itu akibat ketidakmampuan pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan,” tutupnya.
Meski protes yang disampaikan cukup keras, namun unjuk rasa berlangsung tertib tanpa ada kericuhan apapun. Pukul empat sore waktu Hong Kong demonstrasi diakhiri. Sayangnya, tidak ada satupun pejabat KBRI yang mau mendengarkan keluhan BMI. [yulianna]