View Full Version
Sabtu, 29 Jan 2011

Google Luncurkan Arsip Holocaust, Adilkah arsipnya?

London (voa-islam) Seperti diberitakan antara, Google bekerja sama dengan museum Yad Vashem Israel, mendigitalisasi koleksi terbesar dari foto-foto dan dokumen Holocaust, untuk menandai International Holocaust Remembrance Day (hari  internasional peringatan peristiwa pembasmian kaum Yahudi oleh Nazi Jerman).

Telegraph melaporkan, mesin pencari itu bekerja dengan arsip yang berbasis di Yerusalem untuk menyusun dan menyimpan 130.0000 foto dalam awan Google. Beberapa di antaranya saat ini tersedia di situs Yad Vashem, tetapi hingga saat ini sulit untuk disusun dan ditemukan secara online.

Google juga menawarkan pembuatan indeksdan teknologi optical character recognition (OCR) untuk dokumen yang hilang. Indeks tersebut mulai  dari visa hingga testimonial dari korban selamat, untuk membantu orang lebih mudah menemukan secara online.

Yad Vashem, didirikan tahun 1950. Museum itu mengutamakan digitalisasi arsip, untuk membantu melanjutkan pendidikan komunitas global mengenai salah satu kekejaman dalam era modern ssekaligus mempermudah keluarga untuk menempatkan sejarah mereka yang hilang dan kemungkinan menemukan kerabat yang lama hilang melalui sejarah yang sama.

Gembar Gembor Holocaust, Menutupi Kebejatan Terhadap Palestina

Banyak pihak meragukan kebenaran kasus holocaust terjadap yahudi. namun anehnya ketika holocaust ini diangkat dimuka umum, terutama di Eropa, maka akan dianggap sebagai pelanggaran hukum, misalnya saja di sepuluh negara Eropa, termasuk Perancis, Polandia, Austria, Swiss, Belgia, Romania, dan Jerman.

Di negara-negara Eropa, membongkar kebohongan Holocaust sama fatalnya dengan membongkar kebejatan Yahudi yang dipimpin pertama kali oleh Ben Gurion, yaitu tragedi terburuk sepanjang masa di dunia modern ini, Tragedi Palestina.

Banyak kalangan yakin pengingkaran holocaust atau holocaust denial adalah benar adanya, tidak pernah terjadi, dan korban sesunguhnya jauh lebih sedikit dari 6 juta orang Yahudi, seperti diklaim selama ini. Holocaust deniers lebih suka disebut Holocaust "revisionists" ini menuntut penyelidikan ulang terhadap sejarah tersebut, dengan tujuan untuk lebih memperjelas peristiwa tersebut. Namun imbasnya akan dianggap sebagai adalah anti-Semit dan/atau neo-Nazi."

Holocaust denial sangat populer dalam penentang-penentang Israel dari kaum Muslim karena memang banyak bukti yang dikeluarkan oleh ilmuwan barat sendiri yang menjelaskan kebohongan holocaust ini. Disertasi doktor Mahmoud Abbas, Presiden Palestina, meragukan bahwa kamar gas digunakan untuk membunuh orang-orang Yahudi dan mengatakan bahwa jumlah orang Yahudi yang dibunuh dalam Holocaust kurang dari 1 juta jiwa. Abbas belum pernah menyatakan pandangan ini sejak ditunjuk menjadi Perdana Menteri Palestina pada tahun 2003, dan telah membantah bahwa ia adalah seorang Holocaust denier. Pada akhir 2005, presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menggambarkan Holocaust sebagai "mitos pembantaian orang Yahudi." [7][8]

Sebenarnya dari kalangan ilmuwan barat sendiri ada beberapa yang menyangkal adanya Holocaust, di antaranya: Pengarang Perancis Roger Garaudy, Professor Robert Maurisson, Ernst Zundel, David Irving, dll. tetapi hampir semuanya dinyatakan bersalah dan dijebloskan kedalam penjara termasuk Pada 15 Feb 2007, Ernst Zundel seorang Holocaust denier dihukum 5 tahun penjara. Seorang pengacaranya, Herbert Schaller, menghujah bahwa semua bukti tentang adanya Holocaust hanya berdasarkan pengakuan korban-korbannya saja, bukan berdasarkan fakta-fakta yang jelas. Ernst Zundel ini juga pernah ditahan pada tahun 1985, dan 1988 dalam kasus yang sama.

Semua hal di atas sangat kontras dengan slogan negara-negara barat sendiri yang menyatakan kebebasan berpendapat apalagi disertai bukti-bukti ilmiah tentang kebohongan Holocaust terutama digunakannya kamar gas oleh Nazi di Polandia, tetapi begitu menyinggung masalah yang menggugat hal ini mereka langsung memberangus habis penentang-penentangnya sehingga banyak kalangan menilai adanya lobby Yahudi yang berdiri dibelakangnya dalam mempengaruhi putusan pengadilan.

Hari peringatan Holocaust, Legalisasi Kebohongan Publik

Korban Jumlah
Yahudi 5.9 million
POW (Tahanan Perang) Uni Soviet 2–3 million
Etnis Polandia 1.8–2 million
Penganut Katolik Roma 220,000–500,000
Orang Cacat 200,000–250,000
Suku Gipsi 80,000–200,000
Homoseksual 5,000–15,000
Saksi-Saksi Yehuwa 2,500–5,000

Dengan suara bulat, didalam sidang Majelis Umum PBB pada 1 November 2005, ditetapkan bahwa tanggal 27 Januari sebagai "Hari Peringatan Korban Holocaust". 27 Januari 1945 adalah hari dimana tahanan kamp konsentrasi NAZI di Auschwitz-Birkenau dibebaskan. Bahkan sebelum PBB menetapkannya, tanggal 27 Januari telah di tetapkan sebagai Hari Peringatan Korban Holocaust oleh Kerajaan Inggris sejak tahun 2001, sebagaimana halnya di negara-negara lain, mencakup Swedia, Italia, Jerman, Finlandia, Denmark dan Estonia. Israel memperingati Yom HaShoah vea Hagvora, "Hari Hari Peringatan Holocaust dan Keberanian Bangsa Yahudi" pada pada hari ke 27 bulan Nisan, bulan Ibrani, yang biasanya jatuh pada bulan April[. Hari peringatan ini biasanya juga di peringati oleh Yahudi di luar Israel.

Jaman sekarang memang sudah terbalik, yang benar jadi salah, yang salah jadi benar.

Ya Allah.. Tunjukilah  kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni'mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai (Yahudi) dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (Nasrani). (QS. Al Fatihah: ayat7)

[dbs/d5vn2/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version