Di Taman Victoria Park, tiap hari Minggu, beragam aktivitas dilakukan oleh warga Indonesia di Hong Kong, tentunya dengan beragam dandanan. Taman luas yang dilengkapi dengan gedung olahraga, lapangan sepakbola, lapangan basket, lapangan tenis itu selalu padat oleh warga Indonesia. Tak heran jika taman di Causeway Bay ini dijuluki “kampung Jawanya orang-orang Indonesia di Hong Kong.”
Hari Ahad di awal bulan lalu, voa-islam dotcom mendatangi lapangan rumput. Begitu memasuki pojok lapangan, seorang berkewarganegaraan Filipina memberikan sebuah booklet.
“ This is for you, free,” kata wanita Filipina tersebut.
“ What kind up of book?” tanya voa-islam.
“Nothing, please take it,” jawab wanita tersebut lalu pergi tanpa memberikan kesempatan pada saya untuk mengucapkan terimakasih.
Setelah saya buka, ternyata buku kecil tersebut berisi kamus berbahasa Kantonis-Indonesia yang dilengkapi dengan nomor-nomor penting di Hong Kong, plus ada alamat-alamat gereja. Saya bercadar waktu diberikan buku gratis tersebut, hanya bisa istigfar.
Tak jauh dari pojok, terlihat beberapa kelompok wanita berjilbab sedang melakukan kajian, dan selebihnya adalah BMI berlibur yang duduk sambil makan-makan dan ngobrol bergerombol-gerombol.
Ada juga BMI yang dandanan tomboy yang sedang asyik-masyuk menari-nari diiringi musik-musik yang memekakkan telinga dari tape mereka.
Beberapa langkah kemudian, saya melihat ada lima orang wanita dengan dandanan sedikit tomboy dan modis mengamen. Dari gerombolan satu ke gerombolan yang lain, mereka memetik gitar dan melantunkan lagu-lagu yang tidak saya kenal. Salah seorang di antara mereka membawa kantong uang hasil ngamen.
Dengan rasa penasaran, saya dekati mereka lalu saya sembari melempar sapaan. Luar biasa, mereka membalas juga sapaan itu dengan ramah dan santun. Saat mata tertuju pada kantong uang yang dibawa, mereka menjelaskan bahwa tujuan mengamennya adalah membantu seorang yang kena sakit kanker, bantuan tersebut akan disalurkan melalui Dompet Dhuafa Hong Kong.
Subhanallah!! Meski hidayah itu belum menyapa, namun empati dan kepedulian untuk membantu sesama sangat layak diacungi jempol. Dari kepedulian insan non Muslim itu, tersirat tamparan bagi saya dan juga para BMI muslimah semuanya. Sebagai orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, seharusnya kita jauh lebih peduli terhadap orang-orang yang sedang kesusahan.
Kelima wanita tersebut saya ajak bincang-bincang dan berfoto sebentar, setelah itu kami berpisah untuk meneruskan aktivitas masing-masing. Saya sangat bahagia bertemu dengan manusia yang peka dan berusaha dalam meringankan beban saudaranya. Kuberdoa kepada Allah agar kelak mereka tertetesi hidayah-Nya dalam iman dan Islam.
Begitulah Victoria Park di Causeway Bay Hong Kong. Tiap Minggu selalu penuh pengunjung dan lalu lalang warga Indonesia yang menikmati libur kerja selama sepekan.
Ada yang benar-benar memanfaatkan waktu liburnya untuk investasi ilmu, ada pula yang hanya sekedar hura-hura dan mencari kesenangan semu. Ada aktivitas kemanusiaan, ada pula kajian keagamman bahkan perang ideologis. [yulianna/voa-islam.com]