SANAA (voa-islam.com): Ratusan pengunjuk rasa anti-pemerintah berbaris menuju istana presiden di Yaman pada hari Ahad, mereka menyerukan perubahan rezim di negara Timur Tengah tersebut.
Beberapa demonstran meneriakkan, "Pertama Mubarak, sekarang Ali!", merujuk kepada Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dan Hosni Mubarak, yang baru-baru ini mengundurkan diri sebagai presiden Mesir setelah hampir 30 tahun menguasai rezim.
Pasukan keamanan memasang barikade kawat berduri dan menghalangi jalan para pengunjuk rasa sekitar dua mil dari istana. Para demonstran pun berbalik arah dan berusaha mencapai istana melalui jalan-jalan lain.
Beberapa bentrokan antara demonstran dan polisi dilaporkan terjadi. Menurut Tawakkol Karman, seorang tokoh hak asasi Yaman dan presiden dari aliansi Wartawan Wanita Tanpa Rantai, mengatakan "polisi anti huru-hara merangsek ke kerumunan demonstran dengan tongkat," mencoba membubarkan mereka. Karman mengatakan dirinya dan pengunjuk rasa lainnya dipukul dengan tongkat dan setidaknya 12 orang ditangkap.
Salah satu yang ditangkap adalah pengacara kelompok hak asasi manusia Khaled Al Anesi, namun ia telah dibebaskan.
Pendukung Ali
Namun seperti yang terjadi di Mesir, demonstran pendukung Ali pun datang dan mengambil tempat di sisi lain di dekat demonstran anti-pemerintah. Para pendukung Ali ini hanya berjumlah 40 an, mereka meneriakkan, "dengan jiwa kita, dengan darah kami, kami akan berkorban untuk Ali."
Kelompok anti-pemerintah pertama berkumpul di gerbang universitas Sanaa pada Minggu pagi, dimana sekelompok demonstran lain pendukung Ali juga disana membawa foto Ali.
Ternyata gema revolusi Mesir bergaung di seluruh wilayah Timur Tengah, dengan demonstrasi lain yang juga terjadi di Yaman dan Aljazair. Demonstrasi juga direncanakan di Libya dan Iran pada hari Senin.
Bentrokan singkat terjadi sebelumnya di Yaman pada hari Sabtu antara ratusan demonstran pro dan anti pemerintah yang melakukan unjuk rasa di ibukota. Beberapa pendukung Ali menyerang demonstran anti-pemerintah menggunakan pisau dan melukai mereka, seperti yang dilaporkan kelompok hak asasi manusia. [Za/cnn]