LIBYA (voa-islam.com) - Beberapa pemimpin Muslim terkemuka di Libya telah menyerukan orang-orang agar menolak untuk mundur dari tuntutan utama mereka yang merupakan penyingkiran terhadap rezim Muammar Kadhafi.
Jaringan Free Ulama Libya mengeluarkan pernyataan pada hari Senin (21/02/2011) mengutuk tindakan keras terbaru pemerintah kepada demonstran.
Kelompok agama tersebut mengatakan pertumpahan darah saat ini merupakan indikasi dari total perselingkuhan Kadhafi terhadap tuntunan Tuhan.
Kelompok ini juga mencatat bahwa kebrutalan pemerintah menjadikannya tidak layak untuk setiap ketaatan dan dukungan populer.
Pemerintah dan pendukungnya "telah menunjukkan impunitas total kesombongan dan terus, dan bahkan meningkatkan kejahatan berdarah mereka terhadap kemanusiaan," baca pernyataan itu.
Para pemimpin agama telah menyatakan bahwa protes yang sedang berjalan tidak hanya, tetapi juga tugas ilahi.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan sebanyak 400 demonstran pro-demokrasi tewas sejauh ini dalam Revolusi Libya.
Laporan juga mengatakan bahwa pasukan keamanan menewaskan puluhan orang di kota kedua terbesar-, Benghazi, hanya dalam beberapa jam.
Sementara itu, ada laporan bahwa Kadhafi telah meninggalkan negara itu.
Perkembangan datang ketika revolusi populer terus menyapu rezim-rezim otokratik yang didukung AS di Timur Tengah dan Afrika Utara tersebut. (aa/ptv)