LIBYA (voa-islam.com) - Pihak oposisi Libya mengklaim bahwa jumlah korban tewas dalam bentrokan antara pasukan pemerintah dan demonstran telah meningkat menjadi 10.000 orang dan jumlah yang terluka mencapai 50.000.
Pernyataan ini dibuat pada saluran TV Al-Arabiya oleh pemimpin oposisi Partai untuk Keadilan dan Demokrasi, Hadi Shalluf. Menurut dia, angka tersebut didasarkan pada bukti yang dikumpulkan oleh kelompok internasional hak asasi manusia di rumah sakit Libya.
Patut disebutkan bahwa Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini sebelumnya berbicara tentang ribuan orang yang tewas. Para dokter Perancis di rumah sakit di Benghazi juga memberikan angka yang sama.
Hadi Shalluf mendesak semua prajurit Libya untuk bergabung dengan oposisi dan menggulingkan rezim Khadafi.
..jumlah korban tewas dalam bentrokan antara pasukan pemerintah dan demonstran telah meningkat menjadi 10.000 orang dan jumlah yang terluka mencapai 50.000..
Beberapa hari sebelumnya, putra Kadhafi, Saif al-Islam di stasiun Televisi negara mengklaim bahwa jumlah korban yang tewas dalam bentrokan antara pasukan keamanan Libya dan demonstran hanya 300 orang.
Emirat Islam Libya telah diproklamirkan
sementara itu, media-media Barat dan Rusia melaporkan bahwa Imarah Islam Libya telah diproklamasikan di kota timur laut Libya, Derna.
AFP melaporkan berita tersebut mengacu pada kepala "Departemen Luar Negeri" Libya Khaled Khaim.
..media-media Barat dan Rusia melaporkan bahwa Imarah Islam Libya telah diproklamasikan di kota timur laut Libya, Derna..
Pemimpin dari Emirat tersebut adalah Abdelkarim al-Hasadi, seorang mantan tahanan di kamp konsentrasi Amerika Guantanamo Bay.
Khaled Khaim juga mengklaim pada sebuah pertemuan dengan utusan dari Uni Eropa di Tripoli bahwa al-Hasadi, Emir dari Emirat Islam Libya, adalah anggota Al-Qaeda.
Menurut pendapat dari seorang wakil menteri "Departemen Luar Negeri" Libya, Al-Qaeda sedang menghitung bahwa peristiwa di Libya membuka tabir yang sesuai dengan "skenario Afghanistan". (kc)