View Full Version
Rabu, 02 Mar 2011

Zionis Israel Terlibat Pengerahan Tentara Bayaran di Libya

TELAVIV (voa-islam): Sumber media Israel menemukan keterlibatan sebuah institusi keamanan Israel- dengan persetujuan Pemerintah Zionis - dalam pengiriman sekelompok tentara bayaran Afrika ke Libya untuk melakukan serangan terhadap para demostran.

Rezim Khadafi mengerahkan ratusan tentara bayaran untuk menghadapi para demonstran yang keluar sejak 11 hari yang lalu di sebagian besar wilayah negara, menuntut penggulingan rezim Kolonel Muammar Khadafi.

Sumber mengatakan bahwa kebocoran keamanan memastikan bahwa Israel mempertimbangkan Revolusi Libya dari perspektif keamanan strategis, dan menganggap bahwa kejatuhan rezim Khadafi akan memberi peluang kepada sistem Islam di Libya.

Sumber media yang sama mengatakan bahwa perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak dan Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman telah dalam pertemuan bertiga pada tanggal 18 Februari lalu telah mengambil resolusi untuk merekrut tentara bayaran Afrika berperang bersama Khadafi.

Kebocoran keamanan, seperti yang dilaporkan Al-Jazeera menegaskan bahwa rapat telah menyetujui permintaan dari Jenderal Yisrael Ziv - direktur konsultasi keamanan "Global CST" yang aktif di banyak negara Afrika - untuk meletakkan beberapa kelompok tentara bayaran paramiliter dari Guinea, Nigeria, Chad, Republik Afrika Tengah, Mali, Senegal dan anggota gerakan pemberontak di Darfur dan di Sudan selatan di bawah pengawasan pejabat intelijen Libya, Abdullah Sanusi.

Menurut sumber yang sama kepala divisi intelijen militer Jenderal Aviv Kokhvi selama pertemuan - yang juga dihadiri oleh Ketua Divisi Afrika Utara di Luar Negeri Shalom Cohen - menegaskan bahwa tindak lanjut yang mendalam dan pemantauan akurat menunjukkan bahwa Revolusi Libya didominasi oleh "karakter religius dan fundamentalis", dan bahwa Ikhwanul Muslimin sangat berperan dalam kasus tersebut, khususnya di Libya bagian timur, tepatnya di kota Benghazi.

Kokhvi menganggap bahwa jika rezim Khadafi jatuh, maka sistem alternatif yang akan datang adalah "sistem Islam", yang memberikan strategis dalam bagi Ikhwanul Muslimin di Mesir, Yordania dan Sudan.

Rincian perjanjian Libya - Israel:

Terungkap dalam kebocoran tersebut bahwa Ziv dan Jenderal Yossi Kopersawer dan mantan Menteri Luar Negeri Israel, Shalomo Ben-Ami, mantan duta besar Israel di Paris Naseem Zueli yang berada di Senegal, bertemu dengan Sanusi dan para pejabat Libya yang pro-Khadafi di sebuah pangkalan militer di ibukota Chad N'Djamena.

Dalam pertemuan ini Sanusi menawarkan kepada Ziv supaya institusi keamanannya - yang memiliki beberapa kelompok militer Afrika dan unit-unit penasihat militer dan pelatih - untuk membantu Libya dengan beberapa kelompok anggota pasukan khusus yang terlatih untuk berperang dalam perang saudara.

Sebagai imbalannya, Libya membayar kepada lembaga keamanan Israel tersebut 5 miliar dolar AS yang bisa ditingkatkan jika tentara bayaran membuktikan efektivitas mereka dalam menangani para demonstran di Libya.

Kesepakatan juga dicapai dalam hal pemindahan kelompok pasukan bersenjata Afrika ini ke Chad, kemudian mengangkut mereka dari sana dengan pesawat Libya atau Chad ke beberapa daerah dan kota-kota di Libya, seperti Sabha di selatan dan Tripoli di tengah dan Sart di utara.

Sumber yang sama mengatakan bahwa jumlah anggota kelompok ini mencapai 50 ribu dilengkapi dengan berbagai senjata buatan Rusia, Amerika, Inggris dan Israel, termasuk senapan Kalashinkov "Tavor" yang dikembangkan dan ditingkatkan di Israel.

Menurut sumber yang sama, pihak Libya telah memberikan jaminan kepada Lembaga "Global CST" - setelah berakhir revolusi melawan Khadafi - pemberian konsesi di bidang eksplorasi, ekstraksi dan ekspor minyak Libya dan ladang gas di beberapa daerah Sabha, Tobruk, Benghazi dan Kufra.

Libya juga berjanji untuk menguatkan kontrak dengan lembaga Israel yang aktif dalam pembentukan pasukan militer dan keamanan, persiapan dan pelatihan di Afrika dan Amerika Latin, Kaukasus, untuk membangun kembali pasukan dan badan-badan keamanan Libya.

Pihak Libya juga berjanji untuk mengizinkan lembaga Israel tersebut melakukan kegiatan di bidang keamanan di Libya dan kebebasan beroperasi dari Libya dalam kegiatan mereka di sejumlah negara tetangga, khususnya di kawasan Darfur di Sudan barat, Niger dan Chad utara.

(ar/islammemo)


latestnews

View Full Version