PERAK MALAYSIA (voa-islam.com): Seorang pejabat Islam di negara bagian Malaysia telah menyatakan melarang sebuah tarian populer, pada hari Jum'at 1/4 ia mengatakan bahwa tarian itu berisi kultus dan unsur-unsur dari "ritual Kristen" yang tidak bisa diterima umat Muslim.
Adalah Harussani Zakaria, mufti negara Perak utara, ia mengatakan kepada AFP bahwa tari "poco-poco" telah melanggar hukum Islam.
Alasan Mufti
"Penelitian kami menunjukkan bahwa tarian tersebut benar-benar berasal dari Jamaika dan ada banyak ritual-ritual Kristen dalam gerakannya yang menggambarkan pembentukan salib sehingga tarian tersebut tidak dapat diterima dalam Islam," tambahnya.
"Tarian ini juga dipraktekkan di Filipina dan wilayah Indonesia yang memiliki warga mayoritas Kristen sehingga tarian ini memiliki pengaruh Kristen, yang berlawanan dengan Islam," kata Harussani.
Di Malaysia banyak orang dewasa melakukan tari ini, yang dianggap sebagai kegiatan olahraga agar tetap fit.
Asal dari tarian "poco-poco" masih tidak jelas tetapi banyak yang percaya berasal dari Indonesia sekitar 20 tahun yang lalu untuk mengiringi sebuah lagu dengan judul yang sama.
Populasi di Malaysia didominasi oleh Muslim Melayu, dan minoritas etnis Cina dan India. Beberapa merasa "terancam" atas meningkatnya "Islamisasi" di negara multikultural tersebut.
Sebelumnya, pada tahun 2008, dewan Islam tertinggi di Malaysia yakni Dewan Fatwa Nasional, telah melarang Yoga untuk umat Islam, dengan mengatakan hal itu bisa mengikis iman mereka. [Za/afp]