View Full Version
Rabu, 27 Apr 2011

Rakyat Mesir Ingin Pemerintah Batalkan Perjanjian Damai dengan Israel

KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Satu jajak pendapat yang dilansir surat kabar Mesir, Al Ahram, Rabu (27/04/2011), mengungkapkan bahwa sebagian besar rakyat Mesir menginginkan agar perjanjian perdamaian dengan Israel pada 1979 dibatalkan.

Jajak pendapat yang dilakukan dari 24 Maret hingga 7 April itu mencatat 54 persen warga Mesir menginginkan Perjanjian Camp David itu dibatalkan saja, dan 36 persen meminta dipertahankan.

Sebanyak seribu warga Mesir yang secara acak diwawancarai langsung satu per satu itu memiliki perbedaan pandangan antara kalangan masyarakat berada dan warga berpendapatan rendah.

Tercatat 60 persen warga yang berpendapatan rendah mendukung pembatalan perjanjian perdamaian tersebut, sementara 45 persen masyarakat kelas menengah ke atas ingin perjanjian perdamaian itu tetap dipertahankan.

..Jajak pendapat yang dilakukan dari 24 Maret hingga 7 April itu mencatat 54 persen warga Mesir menginginkan Perjanjian Camp David itu dibatalkan saja

Perjanjian Damai Israel-Mesir pada tahun 1979 merupakan hasil dari perjanjian sebelumnya yaitu Perjanjian Perdamaian Camp David yang ditandatangani pada tanggal 17 September 1978 di Gedung Putih dan dimaksudkan untuk 'perdamaian' di Timur Tengah.

Perjanjian Damai Israel-Mesir ini mengundang kontroversi. Negara-negara Arab, terutama orang Palestina, mengutuknya dan menganggap perjanjian ini sebagai pengkhianatan. Yasser Arafat menyatakan "Biarkan mereka menandatangani apa yang mereka suka. Kedamaian palsu tidak akan berlangsung." Di sisi lain, perjanjian ini membuat Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin mendapat hadiah nobel perdamaian. Namun, Anwar Sadat menjadi tidak populer di negara-negara Arab dan negaranya sendiri. Ketidakpopulerannya terus berkembang, hingga berujung pada pembunuhan Anwar Sadat pada 6 Oktober 1981. (up/ant,wkpd)


latestnews

View Full Version