GAZA CITY, PALESTINA (voa-islam.com) - Tak lama setelah kabar bahwa Sheikh Usamah Bin Ladin gugur ditembak mati oleh pasukan komando AS, sekelompok pemuda berdemonstrasi di ibu kota Jalur Gaza, Kota Gaza.
Mereka mengecam Presiden AS Barack Obama, dan sebaliknya memuji Usamah Bin Ladin.
''Usamah masih ada di dalam diri kami,'' pekik mereka.
Kebanyakan dari demonstran tersebut adalah anak-anak muda usia 20 tahunan. Jumlah mereka memang kecil, tidak lebih dari 50 orang, tapi suara mereka lantang.
''Kami datang kemari untuk menunjukkan kemarahan kami atas pembunuhan Sheikh Usamah Bin Ladin," kata Jihad, pemuda kekar berjenggot.
..Menurut mereka, pemerintah Hamas terlalu moderat dan terlalu mudah menerima kompromi soal prinsip Islam..
Pemuda yang mengenakan busana tradisional Arab itu adalah seorang pendukung faham salafi jihadi.
''Orang-orang Salafi Jihadi di Gaza sudah lama ingin mendapatkan pengakuan dari Al-Qaeda,'' kata Nathan Thrall, seorang analis Timur Tengah di lembaga International Crisis Group (ICG) dan sekaligus ahli Islam radikal di Gaza.
''Mereka bukan orang-orang yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, tapi jika mereka dikatakan diilhami oleh Al-Qaeda itu tepat,'' kata Thrall.
Jumlah penganut jihad salafi sangat kecil di Gaza. Nathal Thrall menaksir jumlah mereka puluhan bukannya ratusan.
Orang-orang tersebut sering kali bertikai dengan pemerintah Hamas di Jalur Gaza. Menurut mereka, pemerintah Hamas terlalu moderat dan terlalu mudah menerima kompromi soal prinsip Islam.
Ancaman ideologis untuk Hamas
Awal bulan ini, satu hari setelah pembunuhan Usamah Bin Ladin di Pakistan, Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyeh dari Hamas mengutuk operasi komando Amerika.
Haniyeh menyebut Bin Ladin ''pejuang suci Arab dan muslim''.
Pernyataan semacam itu dianggap muncul pada waktu tidak tepat oleh pihak yang mengharapkan bahwa kesepakatan rekonsiliasi Palestina antara Hamas dan saingan sekulernya, Fatah, mungkin mendorong Hamas memoderatkan pandangan.
Hamas belakangan memperlunak pandangan, tapi banyak orang yakin Haniyeh sedikitnya juga mempertimbangkan konstituen Salafi Jihadi ketika melontarkan pernyataan.
''Ancaman yang ditimbulkan oleh orang-orang Salafi terhadap Hamas sebenarnya urusan ideologi,'' kata Nathan Thrall.
''Sangat sulit bagi Hamas untuk membela diri di hadapan penantang dari kalangan Muslim yang menyatakan Hamas lalai menerapkan hukum Islam, memerangi Israel dan membebaskan bangsa Palestina,'' tambah Thrall.
Namun, menurut dia, ancaman fisik yang ditimbulkan orang-orang Salafi Jihadi terhadap Hamas jauh lebih kecil.
''Hamas telah memperlihatkan diri di masa lalu bahwa kelompok itu bisa melibas orang-orang yang mendukung Salafi Jihadi ketika mereka melanggar batas,'' katanya.
Salah satu batas itu adalah penculikan dan pembunuhan aktivis pro-Palestina asal Italia, Vittorio Arrigoni, oleh sekelompok kecil orang yang diduga anggota Salafi Jihadi di Gaza bulan April.
Vittorio Arrigoni yang bermukim di Jalur Gaza diculik dan kemudian dicekik.
..Ancaman yang ditimbulkan oleh orang-orang Salafi terhadap Hamas sebenarnya urusan ideologi..
Sebelum dia dibunuh, rekaman video yang memperlihatkan warga asing berusia 36 tahun itu dipukuli dan ditutup matanya dipublikasikan situs internet Salafi.
Para penculik menuntut pembebasan tahanan Salafi yang ditahan di penjara-penjara Hamas.
Hamas dianggap berjasa meredam ancaman penculikan di Gaza, dan pembunuhan Arrigoni sebagai tantangan terhadap otoritasnya. Pasukan Hamas membalas dengan keras.
Beberapa hari setelah pembunuhan, aparat keamanan Hamas mengepung sebuah rumah di bagian tengah Gaza tempat tiga penculik yang diyakini penganut faham Salafi bersembunyi.
Setelah baku tembak sengit, dua orang Salafi tewas. Satu lagi ditangkap. Berikutnya sejumlah orang Salafi diyakini ditahan di berbagai lokasi di Jalur Gaza.
"Saya rasa kami berhasil menutup berkas ini sekarang,'' kata Wakil Menteri Luar Negeri Ghazi Hamed dari Hamas.
''Ini kelompok kecil. Sebagian dari mereka terbunuh. Sebagian dari mereka ditahan. Semua sudah terkendali,'' ujar Hamed.
Pekan lalu terungkap seorang warga Amerika yang tinggal di Gaza dianjurkan oleh Hamas agar meninggalkan Jalur Gaza, akibat ancaman dari kelompok-kelompok Salafi dan kemungkinan ada rencana penculikan untuk membalas pembunuhan Usamah Bin Ladin.
Bergantung dengan sudut pandang kita, kabar ini bisa jadi bukti bahwa Hamas selangkah lebih cepat dari orang-orang Salafi Jihadi, dan memang memegang kendali atas Gaza, atau bahwa ancaman Salafi lebih besar dari yang mungkin diungkapkan Hamas.
Mantan anggota Hamas
Bagi kelompok pendukung Salafi Jihadi, Hamas dianggap sudah menyimpang.
Sebagian orang Salafi Jihadi adalah bekas anggota Hamas yang kecewa, karena mereka menilai gerakan itu mengesampingkan prinsipnya.
Fakta bahwa sejumlah kecil orang Salafi pernah memiliki kaitan dengan Hamas menjadi alasan sebagian pihak di Israel yang menuding media membesar-besarkan pertikaian Hamas-Salafi.
Mereka secara tersirat mengatakan, kedua kubu sebenarnya lebih dekat daripada yang kadang-kadang terungkap.
..Sebagian orang Salafi Jihadi adalah bekas anggota Hamas yang kecewa, karena mereka menilai gerakan itu mengesampingkan prinsipnya..
Namun, Nathan Thrall dari ICG menolak pandangan tersebut dan menurut dia konflik itu nyata.
"Hamas sangat tidak menghendaki penantang dari kalangan Islam mempertanyakan kredensialnya," kata Thrall.
Orang-orang aliran Salafi Jihadi berjumlah kecil di Jalur Gaza.
Namun, selagi dinamika politik Palestina bergeser di bulan-bulan mendatang, mereka tidak punya banyak kesempatan untuk didengar, baik dengan menembakkan roket ke Israel untuk memecahkan situasi yang relatif tenang atau dengan mencoba secara lebih terbuka menantang Hamas. (mb/bbc)