KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Mesir akan secara permanen membuka perbatasan Rafah ke Gaza awal Sabtu, seorang pejabat Mesir melaporkan Rabu. Langkah ini menyediakan orang-orang Gaza pintu terbuka ke dunia luar untuk pertama kalinya dalam empat tahun.
"Pemerintah Mesir memutuskan untuk membuka perbatasan Rafah untuk (memberikan) bantuan (kepada) rakyat Gaza secara permanen," kata Duta Besar Menha Bakhoum, kepala media dan diplomasi publik Departemen Luar Negeri Mesir. Perlintasan resmi akan tetap buka setiap hari 9:00-17:00 kecuali hari Jumat dan hari libur.
Semua aparat keamanan negara akan terlibat dalam pengamanan perbatasan, katanya.
Perlintasan Rafah telah menjadi portal ke seluruh dunia bagi 1,5 juta Gaza warga Palestina sejak Israel "nenutup semua ruang udara dan wilayah perairan Gaza dan kecuali perlintasan Erez Crossing untuk Palestina" empat tahun lalu, kata Gisha, organisasi non-pemerintah Israel yang mendukung tentang isu kebebasan gerakan Palestina.
Perlintasan Erez ada di perbatasan antara Gaza dan Israel. Melewati perlintasan itu hanya terbatas pada "kasus-kasus kemanusiaan yang luar biasa, terutama kasus-kasus medis yang mendesak," yang telah mencegah warga Palestina dari perjalanan antara Gaza dan Tepi Barat, kata kelompok itu.
Rafah ditutup setelah tentara Israel Gilad Shalit ditangkap pada bulan Juni 2006, sebagian besar ditutup sampai Juni lalu, ketika Mesir membukanya setelah kejadian di mana sembilan aktivis di atas konvoi kapal armada yang mengangkut bantuan ke Gaza tewas, menurut Gisha. Sejak saat itu sampai Januari, rata-rata 19.000 orang per bulan telah menyeberangi Rafah dari kedua arah, hampir setengah rata-rata selama semester pertama tahun 2006, tambahnya.
Saat ini, orang asing, pemegang visa dan orang-orang mencari pertolongan medis atau belajar di Mesir bisa menyeberang melalui Rafah, katanya. Di antara orang-orang Palestina, hanya mereka yang terdaftar dalam registrasi penduduk yang dikontrol Israel bisa menyeberang, katanya.
Tidak ada reaksi langsung dari pejabat pemerintah Israel. Tetapi pada Selasa, sebelum pengumuman tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam Hamas dalam wawancara dengan Fox News.
"Mereka menempatkan di Gaza sekitar 10.000 roket, yang mereka tembakkan pada kami," katanya. "Mereka sudah menembakkan 6.000 roket pada kami. Mereka menimbun lebih banyak lagi. Jadi, mereka bukan mitra untuk perdamaian."
Pembukaan tersebut menandai perubahan bagi pemerintah Mesir, yang telah mencincang erat dengan kepentingan-kepentingan Israel di bawah Presiden Hosni Mubarak, yang digulingkan bulan Februari lalu. (mb/cnn)