LIBYA (voa-islam.com) - Sebuah penyelidikan HAM di Libya telah menemukan, kota Misratah yang di bombardir bulan April lalu dengan menggunakan bom curah ternyata pelakunya adalah Amerika Serikat dan sekutunya dari Barat, bukan oleh loyalis Kadhafi.
Human Rigth Investigation mengatakan mereka mempunyai bukti yang meyakinkan bahwa pemboman curah yang disalahkan terhadap pasukan pro-Kadahfi sebenarnya dilakukan oleh angkatan laut Amerika Serikat.
Laporan itu mengatakan, pada saat serangan, Human Rights Watch dan wartawan yang bekerja untuk media AS langsung menyalahkan pasukan yang setia kepada pemimpin Libya yang diperangi Muammar Kadhafi untuk bom cluster yang mengancam kehidupan warga sipil.
Menurut laporan itu, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Navi Pillay dan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dengan cepat juga mengutuk tindakan tersebut.
Clinton menyebut bom cluster terhadap daerah perkotaan suatu tindakan yang menimbulkan banyak tantangan baik dari NATO maupun pihak oposisi.
Lembaga-lembaga bantuan internasional dan kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan sebuah bencana kemanusiaan yang berkembang di Misratah, kota ketiga terbesar Libya.
"Kami tidak pernah melihat cedera ini sebelumnya. Kita perlu ahli untuk menilai jenis [amunisi] tersebut," kata seorang dokter di rumah sakit Misratah di pertengahan April lalu.
..Human Rigth Investigation mengatakan mereka mempunyai bukti yang meyakinkan bahwa pemboman curah yang disalahkan terhadap pasukan pro-Kadahfi sebenarnya dilakukan oleh angkatan laut Amerika Serikat.
Rezim Libya telah tegas membantah laporan bahwa mereka telah menggunakan bom curah, yang secara internasional dilarang, dalam bentrokan yang berlangsung dengan pihak revolusioner.
NATO telah membom Libya sejak Maret lalu. Di bawah mandat PBB, sekutu harus melindungi warga sipil terjebak dalam pertempuran antara para penentang Kadhafi dan loyalis nya.
Namun kenyataanya, banyak warga sipil dan bahkan pasukan anti-Kadhafi justru telah tewas akibat serangan Barat terhadap Libya dimulai pada bulan Maret. Bom cluster digunakan oleh pasukan koalisi NATO di Afghanistan dan Irak juga mengakibatkan korban sipil.
Bom curah, bom tandan atau bom cluster adalah munisi yang dijatuhkan ke tanah dari udara dalam bentuk submunisi (bom-bom lebih kecil-Red). Bom ini digunakan untuk membunuh personel musuh dan menghancurkan kendaraan. Senjata submunisi didesain untuk merusak jalan, jalur listrik, pengantaran senjata kimia atau biologi, atau juga untuk menghancurkan ranjau.
Karena bom curah melepaskan bom-bom yang lebih kecil di daerah yang luas, bom-bom tersebut menimbulkan risiko untuk warga sipil baik selama serangan dan sesudahnya. Selama serangan senjata tersebut rentan terhadap efek sembarangan, terutama di daerah-daerah berpenduduk. Bom-bom kecil yang belum meledak tersebut dapat membunuh atau melukai warga sipil lama setelah perang berakhir, dan membutuhkan biaya mahal untuk menemukan dan menghancurkannya. (mb/ptv,wkp)