YAMAN, (voa-islam.com) - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh menderita luka bakar di 40% di tubuhnya dan gagal pernafasan, kata para pejabat pemerintah AS yang diberitahu tentang masalah ini, ketika nasib pemimpin yang diperangi tersebut - dan apakah ia akan kembali ke konflik di Yaman - masih belum jelas.
Saleh terluka pada Jumat akibat serangan di kompleks presiden dan sedang menjalani pengobatan di Arab Saudi. Sebuah sumber diplomatik Arab yang mengetahui kondisi Saleh mengatakan satu luka pecahan peluru sedalam 7 cm ditubuhnya.
Sebelumnya pada Jum'at televisi milik negara Yaman, melaporkan bahwa Presiden Ali Abdullah Saleh berada dalam kondisi baik dan hanya menderita luka ringan dibelakan kepalanya.
Pertempuran antara pasukan pemerintah dan anggota suku telah berkobar selama berminggu-minggu di Yaman, di mana ribuan demonstran anti-pemerintah telah menekan Saleh untuk menyerahkan kekuasaan sejak Januari.
Bentrokan sengit sejak aksi protes anti-pemerintah dimulai di kota selatan Taiz Selasa pagi dilanjutkan dengan pertempuran antara orang bersenjata anti-rezim dan pasukan pemerintah keamanan, kata saksi.
Para saksi menyebutkan tembakan senjata berat dekat Istana Republik, tidak jauh dari kota Freedom Square - sebuah titik vokal protes anti-pemerintah. Para saksi tersebut tidak ingin diidentifikasi, mengutip ketakutan untuk keselamatan mereka.
..Sebuah sumber diplomatik Arab yang mengetahui kondisi Saleh mengatakan satu luka pecahan peluru sedalam 7 cm ditubuhnya..
orang-orang bersenjata anti-pemerintah berusaha untuk melindungi para demonstran anti-pemerintah, yang telah berulang kali dihujani tembakan pasukan keamanan selama dua bulan terakhir.
Pekan lalu, pemerintah Yaman menghadapi kecaman dari PBB dan negara lain atas pembunuhan sebanyak 50 demonstran anti-pemerintah di Taiz.
Gejolak di Yaman mencapai puncak Jumat, ketika sebuah masjid di kompleks kepresidenan Ali Abdullah Saleh diserang. Kantor berita milik pemerintah Yaman Saba melaporkan pekan lalu bahwa tiga penjaga keamanan dan imam terbunuh, mengutip satu sumber di kantor Saleh.
Menurut diplomat Barat pada hari Senin, serangan itu berasal dari bom bukan serangan roket atau mortir. Penyelidikan pemerintah Yaman sedang "berfokus pada apa yang terjadi di dalam masjid," mengatakan pemboman itu bukan bom jibaku dan bahwa penyelidikan pemerintah Yaman "masih berlangsung."
Tapi pekan lalu, seorang pejabat Yaman yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan kepada CNN bahwa Saleh berada di masjid ketika dua "proyektil" ditembakkan selama shalat Jumat.
Pendukung Sadeq Al-Ahmar, pemimpin suku Hashed dan lawan dari pemerintah Yaman, telah dicurigai terlibat dalam serangan di kompleks presiden tersebut.
Pasukan keamanan Yaman kemudian menembaki rumah Al-Ahmar dengan meriam pada Jumat untuk menanggapi serangan itu, menyebabkan 10 orang tewas dan 35 lainnya luka-luka, menurut Fawzi Al-Jaradi, seorang pejabat dengan konfederasi suku Hashed. (by/cnn)